MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali Beach Clean Up (BBCU) yang diprakarsai Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) dan Quicksilver Indonesia (QS) sudah memasuki tahunnya yang ke-10 pada tahun ini. Kegiatan yang diinisiasi pada 2007 silam itu berhasil menyingkirkan 34 juta kilogram sampah dari 9,7 kilometer pesisir pantai di Bali.

Menurut Kadir Gunduz, Presiden Direktur, Coca-Cola Amatil Indonesia, Sabtu (29/7), Bali yang dikenal sebagai salah satu destinasi andalan Indonesia dalam beberapa dekade terakhir menghadapi persoalan sampah. Tidak hanya dipicu oleh meningkatnya jumlah penduduk dan turis, hembusan angin barat dan ombak pada Desember hingga Maret yang membawa timbunan sampah dari Bali dan Jawa menjadi salah satu faktor utama penyebab meningkatnya jumlah sampah di Bali.

Berangkat dari kekhawatiran terhadap tingginya angka sampah di Bali ini lah, CCAI dan QS mengambil aksi nyata dalam menjaga keindahan dan kebersihan Bali melalui BBCU. Program ini merupakan bersih-bersih pantai harian di lima pantai utama di Bali.

Baca juga:  KPU RI Keluarkan SE Sikapi COVID-19, Ini Isinya

Terhitung hingga Juli 2017, tim BBCU Bali telah berhasil menyingkirkan lebih dari 34 juta KG sampah dari pesisir pantai Bali sepanjang 9,7 kilometer. Program ini didukung dengan 150 tempat sampah baru setiap tahunnya, 4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah, dan yang terutama 78 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai.

Selain menjalankan program, kru BBCU turut berperan aktif sebagai ambassador untuk mempromosikan program BBCU, yaitu pentingnya menjaga lingkungan. “Permasalahan sampah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dengan kolaborasi yang semakin baik antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas akan semakin cepat pula kemajuan yang akan kita rasakan,” ujarnya.

Sejak sepuluh tahun lalu, tim yang tergabung dalam BBCU senantiasa bangga terhadap kontribusi program ini untuk lingkungan dan komunitas. Meski demikian, ia percaya bahwa akan selalu ada upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah. “Kami percaya bahwa program kami akan mendorong lebih banyak orang dan organisasi meraih tujuan yang sama untuk lingkungan kita, yaitu lingkungan yang lebih baik,” sambungnya.

Baca juga:  Ubud Royal Weekend Kupas Kearifan Lokal Ubud, Lontar Pemada Samara

Lebih lanjut dikatakan, pantai yang bersih tidak hanya menjadi kabar baik bagi pengunjung, namun juga bagi penyu laut. Untuk peningkatan angka telur penyu yang ditemukan di pantai, CCAI dan QS mendirikan dan menjalankan Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC) sebagai bagian dari program BBCU.

Lebih dari 140.000 bayi penyu telah dikembalikan ke laut semenjak dibentuknya KBSTC pada tahun 2010. Melengkapi program harian BBCU, CCAI dan QS menggelar festival tahunan, yaitu Bali’s Big Eco Weekend (BBEW) 2017 untuk menceritakan kemajuan program BBCU dan berupaya untuk meningkatkan lebih banyak dukungan dari setiap orang di Bali untuk menjaga pantai-pantai di Bali tetap bersih dan indah.

Mengawali BBEW 2017 yang berlangsung selama 3 hari, CCAI dan QS berkolaborasi dengan Greeneration Foundation dan pihak pemerintah nasional dan lokal, menggelar eco forum yang bertemakan: Generasi Baru Pariwisata Kita: Sayangi Lingkungan. Pembicara dan partisipan hadir dari seluruh sektor untuk mendiskusikan pengelolaan sampah sebagai faktor penting dalam rencana Indonesia untuk mempopulerkan 10 destinasi wisata baru yang dikenal sebagai “10 Bali Baru”.

Baca juga:  Aksi Tolak Reklamasi, "Lelancingan" 150 M Tutupi Depan Kantor Gubernur

Hari kedua adalah festival satu hari di pantai Seminyak. Dengan penekanan khusus pada angka 10, festival ini menampilkan kemajuan program BBCU dalam kurun waktu 10 tahun untuk menginspirasi setiap orang agar semakin terlibat dalam mengupayakan masa depan yang berkelanjutan untuk lingkungan kita.

Pesan ini juga disampaikan melalui berbagai macam aktivitas seperti pelatihan eco-brick, kompetisi layangan, kompetisi fruit carving, lifeguards race, eco-food stalls, #ROXYFitness run dan yoga, sand sculpture, kegiatan bersih-bersih pantai, serta pelepasan bayi penyu.

“Hari ini, kami mengajak semua orang untuk berpartisipasi dan menyaksikan pelepasan 1.000 bayi penyu ke habitatnya, dengan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi sarana pembelajaran bagi lebih banyak orang mengenai konservasi penyu laut,” ujar Chris James, General Manager Quiksilver South Pacific. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *