DENPASAR, BALIPOST.com – Selasa (1/8), murid PAUD TK Kartika masuk agak lebih pagi. Mereka akan melakukan pemeriksaan kesehatan. Petugas kesehatan yang berasal dari Puskesmas III Denpasar Utara telah membagi diri untuk melakukan pemeriksaan. Enam petugas kesehatan dibantu mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati memeriksa murid-murid. Mulai pemeriksaan kuku tangan, mulut, gigi, telinga, mata, mengukur tinggi badan dan berat badan, mengukur lingkar kepala dan pemberian vitamin A dan obat cacing.
Ni Made Lilik Widyawati (26), orang tua salah satu murid agak cemas melihat anaknya, jika sampai tidak mau diperiksa. Namun ia bisa bernafas lega setelah anaknya mendapat giliran, tidak membuat suasana gaduh. Beberapa anak ada yang menangis, namun ditenangkan oleh gurunya.
Kepala Puskesmas III Denpasar Utara A.A. Ngurah Taruma Wijaya, SKM., mengatakan, pemeriksaan tersebut bertujuan untuk melakukan deteksi dini pada anak jika ada kelainan tumbuh kembang. Kebetulan PAUD Kartika merupakan sekolah yang mendapat giliran pertama pemberian obat cacing dan vitamin A. Pemberian obat cacing dilakukan pada bulan Februari dan Agustus, begitu juga vitamin A.
Pihaknya harus memberikannya pada 21 PAUD dan 20 SD yang ada di wilayah Puskesmas Denut III. Karena Puskesmas Denut III mewilayahi 3 desa yaitu Desa Peguyangan Kaja, Kelurahan Peguyangan, dan Desa Dauh Puri Kaja. Sehingga ribuan balita diberikan obat cacing dan vitamin A.
Sedangkan murid SD akan dilakukan deteksi dini sekaligus pemberian vaksin campak. Taruma menargetkan dalam sehari bisa memberikan obat cacing dan vitamin pada 1-2 sekolah. Karena jumlah sekolah di wilayah kerjanya cukup banyak. Maka dari itu, pembagian tugas dilakukan.
Selain menyasar anak sekolah, Puskesmas Denut III juga menjalankan fungsinya yaitu mencegah masyarakat mengalami sakit. Program yang dilakukan adalah survei keluarga sehat. Setiap karyawan puskesmas kebagian tugas mensurvei 6 KK. “Survei itu untuk melihat apakah keluarga itu sehat, tidak sehat atau pra sehat,” bebernya.
Hal itu dilihat dari penggunaan KB pada keluarga itu, status imunasasi anak, survei keluarga yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus (DM) dan gangguan jiwa, ibu hamil memeriksa kehamilannya sesuai standar, pemberian ASI ekslusif, mempunyai sarana air bersih, menggunakan jamban keluarga, dan lainnya.(citta maya/balipost)