SINGARAJA, BALIPOST.com – Di tengah bergulirnya era globalisasi ini, generasi muda harus memiliki jiwa kepemimpinan yang cerdas, kreatif dan inovatif. Sehingga kepemimpinan sebagai institusi oleh pemuda memiliki dampak yang besar terhadap pembangunan peradaban di tanah air. Demikian dikemukakan akademisi Universitas Pendidikan Ganesha Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd. saat menjadi pembicara dalam dialog kebangsaan serangkaian HUT Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Buleleng belum lama ini.
Lebih jauh, pria yang kini menjabat Wakil Rektor II Undiksha ini mengatakan, adanya estafet kepemimpinan elegan guna mempertahankan, mengisi dan menghasilkan kemerdekaan Indonesia seharusnya tidak dipandang sebelah mata sehingga membuat para pemuda memiliki semangat ekstra untuk memperbaiki sistem peradaban bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Pada situasi ini, peran pemuda menjadi harapan bangsa, dengan jiwa kepemimpinannya mampu membawa Indonesia menjadi Indonesia yang lebih baik lagi dalam menghadapi era globalisasi dan era selanjutnya. “Sebagai mana sebuah ungkapan menyatakan “Pemuda Hari Ini Pemimpin Hari Esok”. Baik buruknya sebuah negara tergantung dari sikap generasi mudanya, sehingga untuk mewujudkan generasi muda memiliki jiwa kepemimpinan yang cerdas, kreatif, dan inovatif,” katanya.
Menurut Lasmawan, kaum muda adalah sosok yang vital di tiap-tiap perubahan sebab pemuda berjalan menggunakan idealisme dan moral ketika mencermati problem yang ada, untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan negara, karena pemuda merupakan tulang punggung bangsa di masa mendatang. Peran Pemuda di era globalisasi untuk kejayaan Indonesia sangat mendesak dimulai sekarang ini dan tidak ada jalan lain selain dari kembali ke Pancasila.
Di tengah peran sentral itu, tantangan generasi muda di era global, terpolarisasi ke dalam lima kelompok seperti, perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi, radikalisme, degradasi moral dan nilai diri, komunitas, dan bangsa. Selain itu, memudarnya peran orang tua dalam pendidikan nilai-moral sosial dan kebangsaan.
Untuk itu, pihaknya mengusulkan strategi mengeliminasi pengaruh negatif di kalangan generasi muda adalah meningkatkan tagihan pendidikan agama secara formal non formal. Memasukkan materi bela negara secara eksplisit kedalam kurikulum sekolah. Meningkatkan serta memperluas kegiatan-kegiatan kepemudaan yang positif. Meningkatkan peran orang tua dalam perkembangan generasi muda dan penegakan hukum dan pilar-pilar konstitusi secara komprehensif dan berkelanjutan. “Saya kira dengan upaya bersama tantangan kepemudaan di negara kita ini bisa ditangani dan pemuda bisa melaksanakan fungsinya yang sudah dikenal sangat sentral dalam pembangunan Bangsa,” jelasnya.
Sementara itu Ketua KNPI Buleleng I Putu Gede Parma, S.St.Par., M.Par. mengatakan, dalam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa dan kemajuan masyarakat, salah satu wadah yang tersedia adalah organisasi kemasyarakatan dan pemuda yang memiliki tujuan mendukung tercapainya tujuan bangsa dan negara. Selain itu, pemuda yang aktif dalam organisasi perlu mengajak pemuda dan masyarakat yang lain untuk berperan aktif, sehingga dimasa yang akan datang lahir pemimpin-pemimpin berkarakter, bermoral dan memiliki kemampuan intlektualitas yang tinggi. (Mudiarta/balipost)