TABANAN, BALIPOST.com – Salah satu pura kahyangan Jagat, Pura Luhur Sri Rambut Sedana yang terletak di kawasan WBD Jatiluwih, hari ini Rabu (2/8) Buda Wage Klawu akan dilakukan pujawali. Beragam persiapan jelang piodalan pun sudah dilakukan baik dari krama setempat maupun dari para pemangku Pura besar lainnya sejak beberapa hari terakhir.
Tidak hanya para pemedek yang berasal dari Bali, sejumlah umat Hindu yang berasal dari luar Bali pun dipastikan akan datang untuk ngaturang sembah bakti ke hadapan ida bhatara yang berstana di Pura yang diyakini sebagai pemberi kemakmuran tersebut. Dan akan nyejer selama tiga hari hingga Sabtu (5/8) mendatang.
Penyarikan Pura Sri Rambut Sedana, I Ketut Sukarya (42) saat ditemui jelang piodalan, Selasa (1/8) mengatakan, pujawali akan dimulai pagi hari sekitar pukul 09.00 wita dengan beragam dudonan karya. Mulai dari mendak Ida Bhetara dan katurang pembersihan di bale agung lanjut menuju kebejian yang berlokasi sekitar 500 meter dari areal Pura, barulah nantinya Ida Bhetara katurang melinggih di pelinggih agung.
Yang menarik dalam setiap pujawali, terdapat ritual nunas bebaos atau nedunang Ida Bhatara, memohon petunjuk apakah dalam upacara ada terdapat kekurangan. Barulah dilanjutkan dengan ritual upacara mider murwa daksina dan nedunang mepaica Sri Sedana Rambut Galih. “Ini prosesi upacara yang banyak ditunggu pemedek, karena Ida Bhatara akan mepaica bisa berupa pis bolong, padi, maupun beras yang bagi para pemedek dipercaya sebagai symbol kemakmuran, pica dari Ida Bhatara ini biasanya diletakkan oleh pemedek di kamar suci, untuk selanjutnya disucikan,” jelasnya.
Dikatakannya para pemedek yang nangkil tidak hanya krama Hindu dari Bali, melainkan juga ada yang berasal dari lembaga keuangan seperti para pengurus LPD, perbankan dan sebagainya, karena pura ini diyakini sumbernya merta, atau sumber dari segala sumber kehidupan sehingga dikenal dengan Pura Sri Rambut Sedana yang artinya pemberi kemakmuran.
Hal yang sama diungkapkan Perbekel Jatiluwih I Nengah Kartika. Ia menuturkan bahwa Pura Luhur Sri Rambut Sedana berstatus Purbakala tertua di Bali. Untuk arti dari Sedana adalah uang, yang merupakan sumber dari segala sumber untuk memberikan kemakmuran dan perlindungan. “Dahulu ada Pohon Beringin besar setinggi sekitar 25 meter, akarnya berbentuk rambut yang melingkari pelinggih,” ucapnya.
Namun sekitar 2010 ada bencana putting beliung yang merobohkan pohon beringgin berikut merusak bangunan suci tersebut. “Pernah kena puting beliung, akhirnya pelinggih diperbaiki dengan batu modern yang sudah dimodifikasi,” terangnya.
Kini dari empat pelinggih yang ada yakni Ratu Nyoman Sakti, Naga Loka, Pelinggih Utama dan Pelinggih Taksu hanya pelinggih taksu yang terletak di sisi kanan Pura Utama yang masih utuh dan alami. (Puspawati/balipost)