AMLAPURA, BALIPOST.com – Jalur pendakian Gunung Agung kembali makan korban, kali ini menimpa pendaki asal Jerman, Torge Zenst (19). Bule yang beralamat sementara di Blackpaker Ubud itu nyungsep ke jurang lereng kawah, Kamis (3/8). Beruntung nyawanya masih tertolong meskipun terperosok sedalam 20 meter.
Informasi yang dihimpun, korban bersama dua orang rekannya sesama warga Jerman, Ricet Sremaem (19) dan Franiskus Bermaum (19) mulai melakukan pendakian sekitar pukul 01.30 wita. Mereka naik melalui jalur Pura Pasar Agung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Meski saat itu cuaca berkabut sehingga mengganggu jarak pandang, mereka tetap nekat naik bahkan tanpa pemandu.
Petaka terjadi ketika mereka sudah sampai di puncak. Saat berjalan di pinggir jurang kawah pada ketinggian sekitar 2.843 meter, korban terpeleset lalu terperosok ke dalam kawah. Peristiwa naas itu terjadi ketika korban dan kedua rekannya hendak balik, sekitar pukul 05.30 wita. Selain karena faktor jarak pandang, kecelakaan itu juga karena jalur pendakian licin akibat hujan.
Evakuasi pertama dilakukan oleh seorang pemandu lokal, I Ketut Dana yang sedang melakukan pendakian. Dari laporan Ketut Dana, tim penyelamat yang terdiri dari personil Pos SAR Karangasem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian, TNI dan relawan segera meluncur ke Pos Pendakian Pasar Agung. Sekitar pukul 07.00, tim gabungan kemudian bergerak ke lokasi kejadian.
Proses evakuasi berlangsung di tengah cuaca yang kurang bersahabat, udara dingin dan kabut yang mengganggu jarak pandang. Korban mengalami luka robek pada pergelangan kaki kiri, luka berlubang dengan diameter dua sentimer pada bawah lutut kanan, luka robek dan bengkak pada kepala belakang serta lecet pada batang hidung. Meski mengalami sejumlah luka namun korban ditemukan dalam kondisi sadar.
Korban juga cukup bugar sehingga tak sampai harus ditandu. Korban di evakuasi menuju Pos Pasar Agung dengan cara dipapah. Dari Pasar Agung korban kemudian dibawa ke RS BaliMed Karangasem untuk perawatan lebih lanjut.
Kapolsek Selat, AKP Made Sudartawan, mengatakan, kondisi cuaca belakangan ini memang sangat beresiko untuk pendakian Gunung Agung. Demi keselamatan, pihaknya menyarankan setiap wisatawan yang akan melakukan pendakian tetap didampingi pemandu. ‘’Ketiga turis Jerman ini tak mau memakai jasa pemandu dengan alasan sudang membawa GPS,’’ terangnya. (kmb/balipost)