BANYUWANGI, BALIPOST.com – Cuaca di selat Bali, belakangan makin tak bersahabat. Imbasnya, jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk menerapkan sistem buka tutup. Kondisi ini berimbas pada antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Pascapenutupan pelabuhan, Kamis (3/8) tengah malam, antrean kendaraan mengular di pelabuhan Ketapang. Hingga, Jumat (4/8), antrean masih terjadi.
Pelabuhan Ketapang sempat ditutup, Kamis (3/8) siang, sekitar pukul 13.45 WIB hingga 15.10 WIB. Baru beberapa jam dibuka, cuaca selat Bali kembali memburuk. Angin disertai naiknya gelombang laut.
Akhirnya, penyeberangan kembali ditutup mulai pukul 17.50 WIB dan baru dibuka kembali pukul 23.15 WIB. Akibat penutupan ini, antrean kendaraan tak terhindarkan. Terutama jenis truk dan tronton. Maklum, sehari-harinya, kendaraan yang menyeberang dari Jawa ke Bali didominasi kendaraan truk besar pengangkut barang.
Mereka menumpuk di areal pelabuhan, terutama parkiran dermaga LCM. Antrean juga berlanjut hingga ke utara pelabuhan. Panjang antrean diperkirakan mencapai lebih dari 3 kilometer. Antrean ini dikhawatirkan akan terus terjadi jika pelabuhan ditutup lagi.
Mengantisipasi antrean susulan, Polres Banyuwangi menerjunkan tim ke lapangan. Rekayasa lalu lintas dilakukan. Jalur di depan pelabuhan Ketapang dibuat satu arah.
Syahbandar Pelabuhan Ketapang Ispriyanto menjelaskan sistem buka tutup pelabuhan terpaksa dilakukan lantaran cuaca selat Bali tak bersahabat. Angin bertiup kencang, sekitar 35 knot. Sedangkan gelombang mencapai 1,5 -2 meter. “Ketinggian gelombang cukup berbahaya. Jadi, kita terapkan buka tutup penyeberangan,” kata Ispriyanto.
Ispriyanto mengatakan, sejak seminggu ini, cuaca di perairan Selat Bali kurang bersahabat. Sistem buka tutup terus dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan laut.
“Ini sesuai dengan prediksi dari BMKG yang memprakirakan adanya cuaca buruk akibat angin kencang. Jika nanti mereda, maka kita akan buka kembali,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang-Gilimanuk Elvi Yosa menegaskan pihaknya tetap mengikuti hasil prakiraan cuaca untuk memberangkatkan kapal.”
Kalau cuaca memang buruk, penyeberangan kita hentikan sementara. Tentunya, pengguna jasa penyeberangan sudah paham,” jelasnya.
Akibat antrean dan penutupan penyeberangan ini, beberapa kendaraan pengangkut sayuran terpaksa putar balik. Mereka memilih pulang lagi, batal menyeberang ke Bali karena jika nekad sayuran yang diangkut khawatir tak laku. “Pasar di Denpasar mulai buka jam 2 dini hari. Kalau sekarang masih antre, kita khawatir tidak cukup waktunya,” ujar Wawan, salah satu pengemudi angkutan sayuran. (Budi Wiriyanto/balipost)