BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah ruas jalan di Bangli ketika malam hari kondisinya gelap gulita. Hal itu disebabkan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) mati sejak lima tahun terakhir.
Matinya PJU sejak beberapa tahun lalu juga sangat membahayakan warga. Karena gelap, saat malam hari tidak sedikit warga yang terperosok ke trotoar yang kondisinya bolong.
Kendati kondisi ini sering dikeluhkan melalui media sosial (medsos), instansi terkait belum merespons. Anggota Komisi III DPRD Bangli Made Sudiasa, Jumat (4/8) tidak menampik kalau Kota Bangli gelap saat malam hari. Dia mengakui kondisi ini sudah terjadi sejak lima tahun lalu.
Kata dia, matinya PJU itu akibat tidak tepatnya kebijakan yang diterapkan pemerintah. “Sekarang Pemkab malah memasang lampu remang-remang di sepanjang jalan. Ini kami rasa tidak tepat karena itu lampu untuk taman,” ungkap Sudiasa.
Sudiasa mengatakan, dengan pemasangan lampu taman yang remang-remang, anggaran yang dihabiskan tentu tidak sedikit. Ia meminta supaya pemkab mengevaluasi kembali program tersebut dan menghidupkan PJU yang telah lama mati. “Lampu remang-remang seperti itu sangat tidak pas. Harus dikaji kembali programnya,” tegasnya.
Pejabat asal Tembuku itu menambahkan, Bangli merupakan kabupaten yang sepi. Matinya lampu penerang jalan semakin meningkatkan kesan bahwa Bangli kota mati.
Mengatasi persoalan ini, ia meminta Pemkab Bangli mengambil alih pembayaran tagihan PJU. Pasalnya, matinya PJU tersebut terjadi sejak tanggung jawab pembayaran diserahkan ke desa melalui ADD (Alokasi Dana Desa).
“Ada sebagain desa yang wilayahnya sangat luas, sehingga ADD yang diberikan tidak cukup untuk membiayai PJU. Untuk itu, pembayaran PJU agar kembali diambil alih pemkab melalui anggran daerah,” harap Sudiasa. (Eka Parananda/balipost)