Penjual pernak-pernik bendera merah putih sedang menjajakan dagangannya. (BP/dok)
BANGLI, BALIPOST.com – Menjelang Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Rebublik Indonesia yang ke-72 para pedangan musiman mulai ramai menjual pernak-pernik merah putih di sejumlah kabupaten di Bali tak terkecuali Bangli. Hanya saja, untuk di Bangli penjualan bendera merah putih hingga kini masih sepi pembeli.

Penjual pernak-pernik merah putih di Kayuambua, Bangli, Muksin asal Banyuwangi, Jawa Timur,  Jumat (4/8) mengatakan, hingga memasuki 4 Agustus, penjualan bendera masih sepi pembeli. Kata dia, hal ini berbeda dengan kondisi tahun lalu.

Baca juga:  Warga Jimbaran Kibarkan Bendera Merah Putih di Teluk Benoa

Tahun sebelumnya, di awal Agusutus pembeli sudah ramai membeli bendera untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI. “Kalau sebelumnya tanggal 1-7 pembeli sudah ramai membeli bendera maupun pernak-pernik merah putih lainnya. Namun tahun ini sampai sekarang masih sepi pembeli,” ungkap Muksin.

Dia mengatakan, pihaknya tidak tahu pasti apa yang menyebabkan sampai saat ini masih sepi pembeli dari masyarakat. Dia menilai beberapa faktor yang mempengaruhi sepinya pembeli, yakni karena krisis ekonomi dan kemungkinan warga masih menggunakan bendera yang dibeli sebelumnya.

Baca juga:  Sambut Kemerdekaan, Ini Promo Paket Service Hemat di AHASS Bali

“Mungkin itu yang mempengaruhi masih sepinya pembeli. Semoga menjelang hari H ramai pembeli yang datang,” tegasnya.

sembari menyatakan untuk pernak-pernik merah putih ini dirinya mencari di Bandung, Jawa barat. “Kalau di sana harganya lebih murah. Karena di sana (Bandung, red) lengkap alatnya, makanya murah,” ucapnya.

Sementara ketika disinggung masalah harga yang dipasang per satu bendera, dia mengaskan kalau harga dipasang dengan harga yang berbeda. Sebab, harga satu bendera disesuaikan dengan ukuran bendera. Mulai harga paling murah sampai paling mahal. “Kalau ukuran kecil kita pasang harga Rp 5000, dan ukuran yang besar kita pasang tarif Rp 50.000. Karena bendera yang dijual harganya paling mahal Rp 50. 000,” tegas Muksin. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Konsumsi Listrik Meningkat, Pelanggan RT dengan Tarif Subsidi Turun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *