NEGARA, BALIPOST.com – Jerih payah Kelompok Pelestari Penyu (KPP) Kurma Asih di desa Perancak untuk penyelamatan Penyu selama hampir 20 tahun membuahkan penghargaan. Kalpataru 2017 diserahkan langsung Presiden R.I, Joko Widodo kepada Kelompok yang beranggotakan mantan pemburu penyu ini.
Komitmen dan konsisten kelompok yang didirikan sejak 1997 ini dalam misi pelestarian Penyu di Bali menjadi salah satu dasar diberikannya penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini. Kelompok Kurma Asih menjadi salah satu dari 10 penerima penghargaan Kalpataru ini. Kurma Asih merupakan kategori kelompok Penyelamat Lingkungan.
Koordinator KPP Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya mengatakan ke depan isu lingkungan akan semakin kompleks dengan segala permasalahannya seiring dengan efek perkembangan jaman. KPP Kurma Asih akan tetap konsisten dalam upaya konservasi Penyu di sepanjang pantai Jembrana.
Pelestarian Penyu ini juga merupakan salah satu daya tarik wisata di Desa Perancak. Misi edukasi juga selalu disisipkan bagi setiap masyarakat yang berkunjung dan melakukan rilis tukik (anak penyu). Sebelum melakukan rilis, kelompok ini selalu memberikan informasi terkait Penyu dan habitatnya. Diharapkan ke depan masyarakat lebih peduli dengan Penyu.
Menurutnya konservasi tidak akan berjalan tanpa dukungan ekonomi kepada masyarakat sekitar. Dalam berbagai kesempatan, Anom yang warga Perancak ini mengatakan terbentuknya kelompok ini bukan seketika. Banyak rintangan bahkan berhadapan dengan masyarakat sekitar yang dulunya gemar berburu penyu.
Berangkat dari keprihatinan begitu marak dan bebasnya perdagangan penyu, berbagai jenis dan ukuran, membuat ada upaya. “Kalau kita tidak berbuat sesuatu, kepunahan itu pasti akan terjadi dan anak cucu kita kelak tak bisa lagi melihat penyu, itulah yang melatarbelakangi kami membuat kelompok ini,” ujar Anom. Sejak tahun 1997 atau 20 tahun kelompok ini telah melepasliarkan ribuan anak penyu (tukik). (Surya Dharma/balipost)