Kariyasa Adnyana. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Tahun 2019, Bali diminta mendatangkan 8 juta dari target 20 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia. Fasilitas bandara internasional Ngurah Rai yang hanya memiliki satu runway dikhawatirkan menghambat target itu.

Ditambah lagi, rencana pembangunan bandara di Bali Utara masih terkendala izin penetapan lokasi. Namun demikian, pemerintah justru lebih didorong untuk menyiapkan infrastruktur pendukung terlebih dahulu. “Kalau penambahan runway menjadi dua di Ngurah Rai, itu kan sangat tidak mungkin. Pembebasan lahan untuk jalan lingkar di Tuban itu saja sudah cukup ribet. Apalagi penambahan runway itu kan mau menggusur pura, penduduk, sangat berat,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana dikonfirmasi, Selasa (8/8).

Baca juga:  Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Masyarakat Badung Diminta Waspada

Menurut Kariyasa, pemerintah pusat semestinya mulai menetapkan lokasi bandara di Bali Utara. Namun yang terpenting lagi adalah menyiapkan infrastruktur pendukung seperti jalan. Salah satunya dengan segera merealisasikan 10 titik shortcut di ruas jalan Mengwitani-Singaraja. Mengingat saat ini, pemerintah baru akan mewujudkan dua shortcut saja di titik 5 dan 6.

“Perencanaan kan sebetulnya 10 titik, ya…10 titik itu harusnya dibangun. Lebih ideal lagi dibuat jalan tol seperti tol Cengkareng-Jakarta. Itu sebenarnya yang harus dilakukan, membangun infrastruktur pendukungnya sebelumnya membangun bandara,” jelas Politisi asal Busungbiu, Buleleng ini.

Baca juga:  Di Bali, 534 Napi Sudah Terima Asimilasi

Kariyasa meyakini, keberadaan infrastruktur pendukung itu akan dapat menarik banyak investor ke Bali Utara. Mengingat, perjalanan dari Denpasar ke Buleleng yang sebelumnya memakan waktu sekitar 2,5 jam bisa disingkat menjadi 1 hingga maksimal 1,5 jam dengan adanya shortcut. Bila investasi berkembang, maka pemerataan Bali Selatan dan Bali Utara tentu akan bisa terwujud. “Pasti orang akan beramai-ramai melakukan investasi dan serius. Kalau memang pemerintah mengerjakan (infrastruktur pendukung), pasti tidak akan rugi,” pungkasnya.

Baca juga:  Bandara Ngurah Rai Peringkat 10 Besar Dunia

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, kapasitas bandara di Bali memang perlu ditambah, khususnya untuk menunjang pariwisata. Namun, belum diputuskan apakah dengan jalan menambah runway bandara Ngurah Rai atau membangun bandara baru di Bali Utara. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *