SINGARAJA, BALIPOST.com – Kepedulian terhadap kelestasrian populasi penyu di perairan Buleleng semakin meluas. Jika nelayan di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng sudah berkali-kali melepaskan tukik hasil penangkaran secara swadaya, Rabu (9/8) giliran nelayan di Pantai Celuk Agung, Banjar Dinas Munduk, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng melakukan hal yang sama.
Sebanyak 74 ekor tukik hasil penangkaran telur yang diselamatkan dilepas ke habitat aslinya. Selain nelayan, pelepasan ini juga diikuti oleh aparat kelian dusun di Desa Anturan, personel Babimkamtibmas dan anggota Polisi Perairan (Polair) Polres Buleleng.
Perbekel Desa Anturan Made Budi Arsana mengatakan, puluhan tukik yang dilepaskan itu merupakan hasil penangkaran 84 butir telur yang berhasil diselamatkan dari sangkar aslinya. Dari jumlah itu sebanyak 74 telur menetas menajdi tukik dan telah dilepasliarkan. Sementara ada 10 telur yang gagal menetas.
“Ini baru pertama kali kita melakukan penangkaran dan walau terbatas alat dan pengetahuan, namun hasilnya maksimal untuk menjaga kelestarian populasi penyu yang memang dulu sering bertelur di sekitar perairan Celuk Agung,” katanya.
Ia mengatakan mulai tahun depan pemerintah desa akan membentuk kelompok nelayan penangkar penyu. Untuk mewujudkan hal ini, pihaknya telah menyusun program dan mengalokasikan anggaran melalui alokasi dana desa (ADD).
“Dulu tidak banyak yang peduli dan penangkaran ini, mengawali kami bersama warga untuk melestarikan penyu dengan membentuk kelompok nelayan penangkar dan sekaligus nanti kita jadikan atraksi wisata karena daerah ami juga berada dalam kawasan wisata Lovina sehingga ini akan sangat potensial jika serius dikembangkan,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)