JAKARTA, BALIPOST.com – SMAN 1 Singaraja mewakili provinsi Bali dalam Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar MPR RI tingkat nasional yang diselenggarakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Sepuluh siswa siswi SMAN unggulan di Kabupaten Buleleng itu akan bersaing dengan siswa siswi yang mewakili provinsinya dari seluruh Indonesia untuk menjadi juara pertama.

“Kalau target, yang kami ingin menjadi juara pertamanya,” kata Ni Nyoman Dapa, Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) SMAN 1 Singaraja merangkap pembimbing 10 siswa siswinya disela-sela pertemuan peserta Grand Final Lomba Cerdas Cermat (LCC) Empat Pilar MPR dengan Pimpinan MPR RI di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (10/8).

Pembukaan LCC Empat Pilar MPR berlangsung di Gedung Nusantara IV Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (9/8) oleh Sekretaris Jenderal MPR RI Ma’ruf Cahyono. Selain Ni Nyoman Dapa, siswa-siswi SMAN 1 Singaraja juga didampingi staf Diknas provinsi Dwiyana hingga acara ini berakhir pada 18 Agustus nanti. Sekretaris Diknas Provinsi Bali I Wayan Serinah ikut mendampingi pada pembukaan LCC.

Lebih Jauh, Ni Nyoman Dapa mengaku bimbingan yang diberikannya pada dasarnya hanya diberikan garis besarnya saja. Sebab, para siswa siswi ini sudah ditempa sejak masih di sekolahnya.

Baca juga:  Bupati Suwirta Hadiri LCC SD/SMP

Mengenai profil para siswa siswi yang berlaga dalam ajang cerdas cermat tingkat nasional ini, Ni Nyoman Dapa mengatakan tidak semuanya siswa berprestasi atau menjadi juara kelas. Proses rekrutmen pun bukan dengan cara penunjukkan tetapi diumumkan kepada siswa dengan syarat berminat, memiliki niat yang kuat, dan kuat dalam senang dalam menghafal. “Bukan dari juara kelas. karena pengalaman dahulu, anak berprestasi saya ambil, tetapi tidak suka menghafal. Arkhirnya di tingkat provinsi gagal. Lalu saya berpikir pokoknya siapa punya yang niat, punya keinginan kuat dan mau menghafal. Terpilih sembilan orang dari kelas 12, dari kelas 11 satu orang,”  terangnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali I Wayan Serinah mengatakan dari 18 sekolah yang bersaing di tingkat provinsi, SMAN 1 Singaraja terpilih sebagai juara dan berhak mewakili Provinsi Bali untuk kejuaraan ini. “Sebelum berangkat ke Jakarta, kita mantapkan lagi. Ada simulasi. Juga ada pembagian tugas. Misalnya untuk pasal berapa ke pasal berapa dihapal oleh siswa ini. Begitu juga untuk materi lain ditunjuk siswa atau siswi ini untuk menghafalnya,” ujarnya.

Baca juga:  GameFi dan NFT: Proyek Apa yang akan Menggebrak Industri di 2022

Menurutnya, materi yang dilombakan bukan hanya mengenai isi dari Empat Pilar Kebangsaan dan peraturan perundangan lainnya, tetapi juga seni budaya. “Ada dua kelompok yang dilombakan yaitu mengenai materi Empat Pilar dan seni budaya. Untuk seni budaya di kelompok B kami akan membawakan Tari Cak yang diiringi dua  penari,” katanya.

Tak hanya itu, siswa siswi juga telah dibekali Lomba Yel-Yel yang juga masuk dalam materi lomba. “Yel-yel juga sudah kami bekali. Semua materi kami berikan berdasarkan masukan dari anak-anak yang pernah mengikuti lomba. Kami berharap menjadi juara pertama. Apalagi Kabupaten Tabanan pernah menjadi peringkat satu. Dan tahun lalu wakil dari Bali masuk sepuluh besar,” kata Serinah.

Sementara itu, Sekjen MPR Ma’ruf Cahyono dalam sambutan pembukaan LCC mengatakan  LCC putaran final di Jakarta ini adalah momentum langka. Karena itu para siswa diharapkan dapat memanfaatkan waktu selama mengikuti final LCC di Jakarta (9 – 18 Agustus). “Sebagai generasi muda inilah saatnya untuk belajar, menambah pengalaman yang selama ini hanya diperoleh di sekolah-sekolah,” kata Ma’ruf.

Baca juga:  Di Tabanan, Pelajar Diwajibkan Nyanyi Lagu Nasional dan Baca Pancasila

Para siswa juga sekaligus bisa memahami kelembagaan MPR. “Inilah gedung MPR. Di sinilah negara memperbaiki dirinya, memperbaiki sistem tata negara. Manfaatkan gedung MPR untuk proses pembelajaran,” ujarnya.

Sebenarnya, menurut Ma’ruf para peserta LCC bukan diarahkan untuk menjadi juara, tetapi kedatangan siswa-siswi diarahkan untuk mempererat persahabatan, membangun pemahaman bersama terhadap segala perbedaan yang ada. “Para siswa yang berasal dari provinsi yang berbeda-beda latar belakang budaya, bahasa, dan agama, disinilah tempatnya untuk bersatu padu, bertoleransi dan bekerjasama,” paparnya.

LCC ini juga menjadi tempat untuk memperkaya wawasan dan ilmu tentang konstitusi dan tata negara. “LCC Empat Pilar ini menjadi ajang pembelajaran,” yang mengaku berharap sepulang dari LCC, para siswa-siswi dapat menjadi agen perubahan bagi siswa siswi lain di daerahnya. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *