JEMBER – Jember Fashion Carnival (JFC) terus memesona. Memasuki edisi ke-16 tahun ini, karnaval fashion pertama di jalan raya itu kian meneguhkan posisinya sebagai karnaval terbaik di tanah air. JFC sekarang bahkan sudah diakui sebagai even yang ada di peringkat ketiga karnaval terbesar di dunia.
”Saya sangat mengapresiasi kreativitas yang dibawakan para talent serta jajaran manajemen JFC yang semakin baik dari tahun ke tahun. Merupakan kebanggaan bagi kita semua mengetahui JFC kini berada di peringkat ketiga karnaval terbesar di dunia,” ujar Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief, Sabtu (12/8).
Dalam JFC 2017 ini, tema besar yang diusung adalah ‘Victory’. Nuansanya berisi 10 tema unik yang mempresentasikan perjalanan JFC dalam meraih prestasi di level dunia dalam kategori National Costume.
Ke-10 tema unik itu antara lain Srivijaya Empire, Bali, King of Papua, Mystical Toraja, Siger Crown Lampung, Borneo, Chronicle of Borobudur, Mythical Toraja, Wonderful of Betawi dan Unity in Diversity.
Di netizen, hastag #PesonaJFC2017 dan #PesonaKarnavalJember mewarnai media sosial sejak kemarin. Foto-foto baju-baju khas yang di desain Dynand Fariz itu mewarnai media sosial.
Presiden JFC Dynand Fariz mengatakan, JFC berhasil menempatkan diri sebagai karnaval ketiga di dunia setelah NottingHill, Amerika Serikat dan Reunion, Prancis. Dan edisi 2017 menjadi karnaval paling istimewa baginya karena akan ditonton juga secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dan Menpar Arief Yahya pada puncak acara, Minggu, 13 Agustus 2017 .
“Sangat istimewa. Insyaallah akan ditonton Presiden Republik Indonesia Jolo Widodo dan Menpar Arief Yahya,” kata Dynand. Siang tadi, Presiden Jokowi dan Menpar Arief Yahya sudah landing di Jember.
Memasuki hari ketiga kemarin, JFC menyajikan Artwear Carnival. Dalam sesi tersebut, ditampilkan busana eksotis musim dingin. Idenya terkesan agak aneh. Sedikit nyeleneh. Maklum, Indonesia negara tropis. Matahari selalu bersinar terik hampir sepanjang hari. Tapi yang ditampilkan, justru busana musim dingin di negara-negara Barat.
“Ini perpaduan konsep busana dan asesoris dalam Art wear carnival, merupakan terobosan baru dalam penyelenggaraan JFC tahun ini,” ucap Dynand.
Sekilas terlihat cukup melelahkan. Para peserta Artwear Carnival harus berjalan melalui runway sepanjang 1,5 kilometer yang dimulai dari Alun-Alun Jember hingga finis di Lippo Plaza Jember.
Total peserta harus berjalan sejauh 2 kilometer dari start sampai titik pemberhentian. Meski begitu, semua terlihat happy. Dan aksi fashion carnaval ini mendapat applaus tinggi dari masyarakat yang menonton.
Bagi yang ingin menyaksikan fashion show seperti di Rio de Janeiro Brasil, hari ini JFC akan menghelat Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) yang diselenggarakan Asosiasi Karnaval Indonesia. Selain perwakilan provinsi, tiga kabupaten tetangga Jember, yaitu Bondowoso, Situbondo, dan Lumajang, berpartisipasi dalam karnaval yang menyajikan budaya khas daerah tersebut. (*)