SEJUMLAH sarana fasilitas umum di sekitar Lapangan Puputan Klungkung kondisinya memprihatinkan. Kerusakan sudah terjadi di beberapa bagian. Padahal usianya belum tergolong tua. Selain itu, kesan jorok juga nampak sangat melekat. Hal tersebut terungkap saat Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta melakukan pemantauan disela-sela menghadiri acara car free day, Minggu (13/8). Dihadapkan kondisi demikian, bupati asal Nusa Ceningan ini langsung geram.
Kerusakan tersebut ditemukan pada sejumlah keran toilet di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya. Selain itu, toilet yang telah direnovasi bak kelas hotel ini juga terkesan jorok. Sejumlah lampu penerangan juga ditemukan hilang. Atas hal tersebut, bupati Suwirta langsung geram. “Jika perilaku masyarakat selalu seperti ini maka sebesar apapun anggaran pemeliaharaan, tidak akan pernah cukup, maka dari itu kepada seluruh warga masyarakat mari kita bersama sama menjaga dan merawat seluruh fasilitas umum,” ujarnya.
Salah seorang petugas kebersihan Balai Budaya, Made Wardani mengaku kewalahan merawat toilet. Hal tersebut sebagai imbas dari rendahnya kesadaran masyarakat. “Saya jengkel Pak, padahal setiap pagi kami bertiga selalu bersihkan namun keesokan harinya selalu kotor dan jorok, bahkan mampet dan juga lampu penerangan setiap kami pasang selalu hilang keesokan harinya,” ucapnya.
Mendengar keluhan itu, Bupati Suwirta langsung memberikannya uang Rp 500 ribu dari kantong pribadinya untuk membeli sejumlah lampu penerang.
Pada kesempatan itu bupati juga menemukan rumput di area lapangan dan arena bermain anak banyak mati. Selain itu, plafon ruang ganti pada panggung juga telah jebol dan mengalami kerusakan yang lumayan parah. Namun upaya pemkab untuk melakukan perbaikan tak bisa dilakukan lantaran statusnya masih menjadi milik pemerintah provinsi.
Kepada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah yang turut mendampingi, Bupati Suwirta meminta untuk selalu peka terhadap aset yang dimiliki Pemda. Sarana prasarana yang telah dibangun dengan dana besar tak hanya dijaga dan dirawat petugas kebersihan, tetapi juga seluruh warga masyarakat. Dirinya menegaskan tidak mau anggaran perbaikan aset membengkak setiap tahun akibat kurangnya pemeliharaan. “Lebih baik tambah tenaga untuk memelihara aset kita, tenaga yang malas terutama yang kontrak jangan diperpanjang dan jika ada pihak outsorsingyang kerjanya tidak benar,lebih baik diganti saja,” ketusnya. (Adv/balipost)