NEGARA, BALIPOST.com – Penataan kawasan perbatasan Jembrana-Tabanan di Desa Pengeragoan mulai nampak. Tugu dan patung Makepung yang menjadi ikon Jembrana kini lebih diperhatikan, berikut ditambah sarana lainnya yang menunjang wisata Pantai Pengeragoan yang berbatu tersebut.
Setiap pagi atau sore hari, kawasan perbatasan yang dilengkapi dengan rest area yang dikelola desa itu ramai dikunjungi hanya sekedar berfoto. Namun, sayangnya penataan di pinggir jalan Denpasar – Gilimanuk itu terkadang tertutupi truk-truk yang parkir istirahat bahkan bermalam. Namun, karena merupakan jalan umum pihak pengelola rest area tak bisa tegas melarang.
Seperti yang terlihat Minggu (13/8) pagi. Kawasan yang tertata dengan memasang ejaan nama Pantai Yehleh di bahan batu besar itu tertutupi truk yang parkir bermalam.
Perbekel Pengeragoan, Wayan Balikari tak menampik adanya kendala tersebut. Pengelola Rest Area Yeh Leh sejatinya sudah berulangkali menegur namun tak memiliki dasar kuat lantaran disana merupakan jalan umum. “Sudah sering kita berikan teguran, tapi tidak mempan. Kami juga harapkan agar jalan disana steril sehingga tidak menutupi view pantai yang sudah ditata,” terangnya.
Desa menurutnya juga sudah mulai menjajaki bersama Bappeda untuk menata lebih lanjut kawasan perbatasan itu agar lebih elok. Ke depan, tempat Melasti yang berada di Timur rest area akan dipindah ke rest area baru yang tidak jauh dari lokasi awal. Pinggiran sungai di pinggiran tempat Melasti ini akan disender ke Utara dan dibuat jogging track.
Pihaknya juga berharap ada Gelung Kori seperti di Gilimanuk atau setidaknya di kanan kiri ada Apit Surang. Disebelah tugu perbatasan, juga ada lahan kosong yang bisa kedepannya untuk lahan parkir. “Tanah itu masih milik warga dan dijual, kami harap Pemkab bisa memfasilitasi membeli tanah itu untuk lahan tempat parkir yang terbatas,” tambahnya.
Di sepanjang pinggir pantai Barat Patung Makepung saat ini juga menjamur warung-warung makan milik warga. Hal ini menurutnya juga agar menjadi perhatian ke depan, agar tidak sembarangan dan memiliki konsep yang sama. (surya dharma/balipost)