TABANAN, BALIPOST.com – Memenuhi target yang ditetapkan kalangan dewan, agar eksekutif mampu menyiapkan anggaran sebesar Rp 45 Miliar pada APBD 2017 perubahan, terus diupayakan. Selain target peningkatan oleh perangkat daerah penghasil pendapatan, sejumlah daerah obyek wisata potensi penambahan PAD juga tidak luput dari upaya menggenjot PAD.
Salah satunya DTW Tanah Lot di kecamatan Kediri, Tabanan yang selama ini sebagai penyumbang PAD tertinggi. Dan untuk peningkatan target, DTW Tanah Lot masih terpatok pada tiket masuk obyek, karena tidak ada potensi pendapatan lain.
Meski demikian dari data yang ada, hingga bulan Agustus 2017, pendapatan obyek wisata dengan keindahan pura ditengah laut ini sudah tembus di angka Rp 74 miliar lebih. “Total itu pemasukan kotor belum dipotong biaya operasional,” beber Manager DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana, belum lama ini.
Lanjut dikatakannya, untuk pendapatan bersih DTW Tanah Lot hingga bulan Agustus kurang lebih sudah di angka Rp 55 miliar. Jumlah pendapatan ini meningkat jika dibandingkan dengan pendapatan di bulan yang sama di tahun 2016.
Apalagi mengingat mulai di Oktober 2016 silam sudah diberlakukan kenaikan tarif tiket masuk hingga 100 persen. “Memang ada target peningkatan pendapatan, dan itupun hanya dari tiket masuk, karena memang tidak ada potensi pendapatan lain disini,” ucapnya.
Mengingat potensi pendapatan hanya berasal dari tiket masuk kunjungan, tentu saja pihaknya hanya bisa berupaya terus melakukan promosi untuk lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Tanah Lot baik itu wisatawan domestik maupun internasional. Begitupula melakukan pembenahan sarana pendukung areal obyek seperti perluasan lahan parkir. “Kami sudah lakukan perluasan lahan parkir lagi 24 are di areal tengah, dan proses paving sudah 90 persen rampung,” bebernya.
Target kunjungan DTW Tanah Lot untuk tahun 2017 ini adalah 2.8 juta pengunjung. Meski demikian pihak pengelola berharap target kunjungan bisa melampui jumlah tersebut bahkan menembus angka empat juta pengunjung.
Harapan ini didasari oleh kunjungan tahun 2016 lalu yang melampui target dan mencapai angka 3.5 juta pengunjung. “Diharapkan tahun 2017 ini bisa melampui total kunjungan 2016 bahkan bisa tembus empat juta,” ucap Toya.
Dari data kunjungan terakhir memang terjadi peningkatan setidaknya lima persen dibandingkan tahun lalu. Hingga bulan Juni total kunjungan tahun 2017 ini adalah 1.775.203.
Jumlah ini mengalami peningkatan dari kunjungan tahun 2016 direntang waktu yang sama yaitu 1.692.481 kunjungan. Lanjut Toya Adnyana kunjungan masih didominasi wisatawan mancanegara sebangak 54 persen dan 46 persen merupakan wisatawan mancanegara.
Sementara itu disinggung tentang penerapan e-billing, Toya Adnyana mengatakan pihaknya hanya menjalankan instruksi dari Badan Pengelola. Karena ia tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. Namun untuk realisasi rencana tersebut, ia tengah menyiapkan rumah untuk mesin e-billing. “Rencananya akan kita siapkan di dua pintu masuk,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)