Bendera ForBALI dipasang sebagai simbol penolakan terhadap reklamasi Teluk Benoa. (BP/ist)
DENPASAR, BALIPOST.com – Peringatan HUT Republik Indonesia yang ke-72 dimaknai 2 Sekeha Teruna Teruni (STT) di Desa Adat Kepaon yaitu STT. Yowana Dharma Bhakti, Banjar Rangkan Sari dan STT. Yowana Canthi, Banjar Kajeng, dengan mendirikan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa (RTB), Minggu (13/8).

Pendirian baliho menjadi puncak dari kegiatan mereka dalam satu hari penuh. Sebelum pendirian baliho, para pemuda melakukan jalan santai di kawasan Simbar Segara yang dilanjutkan dengan kegiatan pemungutan sampah plastik dari Simbar Segara hingga ke kawasan Teluk Benoa.

Dalam kegiatan pemungutan sampah plastik di Teluk Benoa, mereka juga membentangkan bendera ForBALI sebagai pemersatu para pemuda dalam memperjuangkan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Dilanjutkan dengan pemasangan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa secara serentak didepan Banjar masing-masing.

Baca juga:  Valentine Day, Kapolda Kumpulkan Generasi Milenial Bali

I Nyoman Anom Guna Adi Yasa, Ketua STT. Yowana Canthi mengatakan bahwa kegiatan yang mereka lakukan kali ini selain dalam rangka menyambut kemerdekaan RI juga dalam rangka memperingati ulang tahun ke-57 STT. Yowana Canthi bersama STT. Yowana Dharma Bhakti mewujudkan persatuan generasi muda diwilayah Desa Adat Kepaon dalam perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa.

Sedangkan I Komang Eddy Pradika, Ketua STT. Yowana Dharma Bhakti menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan adalah untuk terus menggelorakan semangat dalam perjuangan panjang menolak reklamasi Teluk Benoa. “Perjuangan ini bukan hal yang instan sehingga kita harus memelihara semangat dan persatuan, jelasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster : Teluk Benoa Itu Tidak Bisa Direklamasi

Selain di Kepaon, pada hari yang sama, para pemuda yang tergabung dalam Forum Pemuda Sidan juga mendirikan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa sekaligus pengibaran beberapa bendera merah putih. Surya Budiartawan sebagai koordinator kegiatan menyampaikan bahwa kegiatan ini menandakan bangkitnya para pemuda Sidan dalam mendukung penolakan reklamasi Teluk Benoa. “Walau kami jauh dari Teluk Benoa namun kami meyakini reklamasi Teluk Benoa akan merusak tatanan kehidupan Bali keseluruhan, untuk itu kamipun akan berjuang bersama saudara-saudara lainnya. pendirian baliho ini sebagai tanda bangkitnya perlawanan kami terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa,” ungkapnya.
Sementara itu, pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa juga dilakukan oleh pemuda di Desa Batubulan. Baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa milik pemuda Desa Batubulan paling sering menjadi korban perusakan oleh oknum tidak bertanggungjawab. Berbagai intimidasi yang dihadapi tidak membuat takut ataupun patah semangat bagi para pemuda di Desa Batubulan.

Baca juga:  Stimulus Pemulihan Pariwisata akan Dilanjutkan di 2021

I Kadek Yuliana Putra, koordinator kegiatan tersebut mengatakan bahwa pemasangan baliho ini sebagai bentuk bahwa pemuda di Batubulan tak pernah lelah dan takut dalam perjuangan menolak reklamasi. “Telah berulang kali baliho yang kami pasang dirusak, namun tekad kami tidak surut”, tegasnya.

Setidaknya terdapat 5 lokasi pemasangan baliho diantaranya di Forum Pemuda Sidan, Pemuda Batubulan, Gianyar, Banjar Rangkan Sari, Banjer Kajeng, Kepaon dan Banjar Tatasan Kaja, Tonja di Denpasar. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *