JAKARTA, BALIPOST.com -Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera menambah 21 kapal untuk memperluas jangkauan tol laut. Diyakini tambahan kapal tersebut dapat memperkecil disparitas harga barang di wilayah terluar, terpencil dan tertinggal.
Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bay M Hasani mengatakan, 21 kapal yang akan beroperasi pada 2018 terdiri dari 15 kapal kontainer perintis. Pembuatan kapal itu selesai pada tahun ini. “Kami akan memanfaatkan kapal perintis yang sedang dibangun khusus kontainer ada 15 unit, itu akan diprogramkan sebagai pendukung tol laut. 15 kapal kontainer tersebut berkapasitas 100 TEUs, menyesuaikan dengan pelabuhan yang menjadi rute tol laut. Namun untuk anggarannya, Bay belum bisa menyebutkan. Akan tetapi, lebih besar dari anggaran tol laut 2017 sebesar Rp 355 miliar. Ini 100 TEUs untuk melayani pelabuhan yang dangkal dan terbatas, sehingga kapasitas tidak terlalu besar itu rencana pengembangan ke depan,” ucap dia.
Selain 15 kapal kontainer, ada enam kapal lain untuk menunjang program tol laut Untuk menentukan operator kapal, akan ada dua skema yaitu penugasan ke PT Pelni (Persero) dan lelang ke perusahaan angkutan laut swasta. “Jadi 15 kapal kontainer perintis dalam mendukung tol laut ditambah enam unit kapal mungkin dari pola penugasan kepada Pelni. Nanti 15 unit itu kita akan lelangkan siapa operatornya,” tutur Bay.
Bay mengatakan, pelaksanaan program tol laut dalam dua tahun berjalan telah mampu menekan disparitas harga barang hingga 40%. Kemenhub berencana memadukan tol laut dengan program jembatan udara guna mengurangi kesenjangan harga barang.
Berdasarkan data yang diolah dari beragam institusi, harga bahan pangan pokok seperti beras dan gula turun berkisar 6% hingga 23% di sembilan wilayah.
Selain itu, harga semen di Puncak Jaya, Papua yang semula mencapai Rp2,5 juta per sak kini turun 28% menjadi Rp1,8 juta. Di Wamena, harga semen juga turun 40% menjadi Rp300.000 per sak. “Yang juga penting adalah stabilitas, harga tidak naik turun karena dengan tol laut, angkutan barang kan terjadwal,” jelasnya
Dia menambahkan, selain stabilitas harga, program tol laut juga menciptakan ketersediaan barang-barang yang sebelumnya tidak pernah ada di pelosok. Barang-barang itu dimungkinkan menjangkau wilayah pelosok karena pemerintah memberikan subsidi angkutan.
Saat ini, ada sepuluh rute tol laut yang sudah berjalan. Dua rute lain bakal segera menyusul. Total pelabuhan yang bakal disinggahi mencapai 41 pelabuhan, mulai dari Natuna dan Enggano di Kawasan Indonesia Barat hingga Namrole, Wasior, Saumlaki, Kisad, Namrole, dan Waingapu di Kawasan Indonesia Timur.
Adapun, dari 13 rute tol laut, sebanyak enam rute digarap oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni sedangkan sisanya digarap empat perusahaan swasta lewat skema lelang.
Pemerintah mengucurkan subsidi sebanyak Rp355,05 miliar tahun ini, terdiri dari RpRp226,43 miliar untuk Pelni dan Rp128,61 miliar untuk operator swasta.
Bay mengatakan untuk menekan disparitas harga hingga wilayah pelosok yang jauh dari pelabuhan, Kemenhub bakal memadukan tol laut dengan program jembatan udara. Dia menjelaskan pemerintah akan memberikan subsidi dengan dua skema untuk angkuran udara ke wilayah pelosok seperti Puncak Jaya. “Dari pelabuhan ke bandara juga akan kami subsidi sehingga, nanti akan kami buka lelang atau penugasan ke BUMN,” tukasnya. (nikson/balipost)