Warga Jimbaran mengibarkan Bendera Merah Putih sebagai penegasan penolakan reklamasi Teluk Benoa. (BP/ist)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Berbagai upaya untuk terus menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa terus digaungkan oleh seluruh lapisan masyarakat Bali. Kali ini, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke-72, warga Desa Adat Jimbaran melakukan serangkaian kegiatan, diantaranya pengibaran Sang Saka Merah Putih yang berukuran super besar di tengah Teluk Benoa.

Pengibaran bendera ini dilakukan oleh warga, serta organisasi kemasyaraktan Jimbaran Bersatu dari Korlap Petir. Selain mengibarkan bendera Merah Putih, mereka juga mengibarkan bendera simbol penolakan reklamasi teluk benoa sebagai bentuk penegasan sikap mereka dalam menolak reklamasi Teluk Benoa.

Baca juga:  Dari Kebakaran di Pura Desa Denpasar hingga Irjen Ferdy Sambo dan 2 Brigjen Dimutasi

Untuk mengibarkan bendera berukuran super besar di tengah teluk benoa, mereka berangkat menggunakan 6 buah perahu nelayan menuju muntig Idaan. Muntig adalah dasar laut yang terlihat pada saat air sedang surut. Di atas muntig telah berdiri menara yang terbuat dari bambu. Sang Saka Merah Putih berukuran besar yang dikibarkan dipuncak menara bambu dikelilingi bendera perjuangan penolakan reklamasi Teluk Benoa ForBALI.

Made Partana yang akrab dipanggil De Pitbul dari Jimbaran Bersatu Korlap Petir menjelaskan bahwa pengibaran Bendera Merah Putih ditengah Teluk Benoa ini dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72 sekaligus menegaskan sikap bahwa reklamasi Teluk Benoa harus dibatalkan dan teluk benoa dikembalikan fungsinya. “Teluk Benoa tidak boleh diurug menjadi pulau-pulau buatan, Teluk Benoa harus dikembalikan menjadi kawasan konservasi,” tegas De Pitbul.

Baca juga:  Puluhan Pelaku Kriminal Ditangkap, Ini Kasus Dominan

Sementara itu, Koordinator pemasangan bendera, Nyoman Sudana, menyampaikan perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa adalah bentuk menjaga kedaulatan RI dan menyelamatkan pesisir nusantara, untuk itulah kami mengibarkan Bendera Merah Putih raksasa dikelilingi bendera-bendera ForBALI. “menyelamatkan Teluk Benoa adalah salah satu cara kami mengisi kemerdekaan ini,” ujar pria yang akrab dipanggil Man Brewok tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *