GIANYAR, BALIPOST.com – Ribuan bibit bambu jenis tabah ditanam di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) tukad Sangsang, Jumat (18/8). Penanaman yang dimotori Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar beserta masyarakat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bambu di gumi seni ini, baik untuk bahan kerajinan ataupun keperluan upacara.
Penanaman 3030 bibit bambu ini berlangsung di tiga lokasi sepanjang tukad Sangsang. Yakni, 1010 bibit ditanam di Desa Sidan, dan dua titik lainnya, 1010 bibit di tanam di banjar Kesian, Desa Lebih dan 1010 lagi ditanam wilayah paling hilir di Banjar/Desa Lebih, Kecamatan Gianyar.
Ditemui di sela penanaman bambu, Perbekel Desa Sidan, Made Sukra Suyasa, mengaku di daerahnya cocok ditanami bambu karena banyak lembah. Selain itu dengan adanya tanaman bambu di sungai Sangsang Desa Sidan, bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kerajinan yang menggunakan bambu. “Selama ini kami kan memperoleh bahan baku dari luar Gianyar. Kalau sudah punya jadi lebih baik,” jelasnya.
Diharapkan dengan hal ini bisa meningkatkan produksi kerajinan bambu lebih banyak lagi. “Di Sidan memang ada industri rumahan milik warga yang mengolah kerajinan bambu, tetapi belum banyak, mudah mudahan nanti dengan adanya bahan industry kerajinan ini bisa berkembang,” ujarnya.
Sedangkan, Kelian adat Kesian, Desa Lebih, Wayan Kader, menyampaikan bambu merupakan tanaman yang menjadi kebutuhan rutin setiap hari Raya Galungan serta hari suci lainya. “ Kehidupan kita di adat, selalu membutuhkan bambu, terutama saat upacara ngaben, piodalan, penjor setiap Galungan. Bambu juga manfaatkan untuk membuat kubu ternak,” tukasnya.
Sementara Kepala DLH Kabupaten Gianyar, Wayan Kujus Pawitra, menerangkan dari sisi lingkungan hidup, penanaman ini bertujuan untuk konservasi sumber daya air. “Untuk menjaga air. Sekaligus menjaga tanah supaya tidak longsor,” jelasnya.
Dikatakan tanaman bambu dipilih karena mudah ditanam dan bisa dimanfaatkan berbagai keperluan. Apabila dipelihara dengan baik, maka tanaman bisa bertahan selama 40 tahun. “ Bambu juga sudah akrab di masyarakat dengan fungsi multi guna. Apalagi di Bali selalu bersentuhan dengan bambu dalam kehidupan sosial,” terangnya.
Selain untuk keperluan di masyarakat, bambu ini juga memiliki rembung. Dikatakan rembung bambu muda bisa untuk sayur, dengan berbagai kasiat. “ Setelah tiga tahun, bambu siap di panen, hasilnya ini memang untuk diberikan ke masyarakat. Desa yang dilalui sudah sepakat dan rembuk soal pemanfaatan bambu ini,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)