BATAM, BALIPOST.com – Pada Jumat (18/8), sejarah baru tercipta di crossborder Batam-Bintan, Kepri. Ratusan paket murah ditawarkan ke wisman yang berlibur ke Batam-Bintan saat weekdays.
Paket-paket itu dikemas dalam PWI Terpadu Crosborder dengan prinsip More For Less, you get more you pay less. Artinya, wisatawan bisa memperoleh pelayanan lebih dengan membayar sedikit.
Paket-paket ini tak berdiri sendiri. Tapi di bundling dengan paket-paket wisata. Bisa berupa akomodasi, spa, tour, kuliner serta golf. “Kita tawarkan pada wisatawan mancanegara, Singapura dan Malaysia terutama. Dengan tarif 10 dolar, 20 dolar, 30 dolar Singapura, apa yang bisa didapatkan. Ini gimmick, taktik marketing,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Jumat (18/8).
Industri ferry, pemerintah daerah, industri pariwisata terkait di Batam, Bintan, Singapura, dan Johor di Malaysia Johor ikut digandeng. Semua dirangkul untuk memformulasikan paket-paket supermurah yang sulit ditolak wisatawan.
Dari Senin-Kamis, ada paket 20 SGD dari Singapura ke Batam by Batam Fast. Setelah itu, rute Tanah Merah ke Tanjung Pinang 44 SGD by Majestic Ferry. Untuk Tanah Merah-Bintan, cost yang dibebankan hanya 39 SGD by Bintan Ferries. Sementara jalur Stulang Laut-Batan hanya 134 RM by Citra Ferry.
Menariknya, harga yang ditawarkan berlaku dua arah, pulang dan pergi. Tapi hanya wisman yang bisa menikmati paket istimewa ini. Dan harga istimewa ini, hanya bisa dinikmati bila wisman membeli paket bundling dengan harga yang juga di create sangat murah.
Yang ingin menginap dan shopping, Novotel ikut menyediakan paket 69 SGD dan 240 RM. D’Marlion Hotels, membuka paket 45 SGD dan 140 RM. Batam View menyediakan paket 20 SGD. Begitu juga hotel dan resort lainnya. Paket yang ditawarkan semuanya supermurah.
Wisata golfnya? Juga ikutan menggoda wisman dengan paket-paket murah. Tamarin Golf Club menyediakan paket Rp 980 ribu. Di bawah Rp 1 juta. Tering Bay menggoda dengan paket Rp 850 ribu. Sementara Sukajadi membandrol paket Rp 920 ribu.
Wisata spa-nya, ada paket Rp 188 ribu, Rp 280 ribu, 20 SGD serta 212 SGD dan 668 RM. Paket belanjanya? Ada Moslem Tour Rp 90 ribu, Rp 185 ribu. Selain itu, ada juga paket kuliner yang ditawarkan Thai Best seharga Rp 288 ribu. Semua murah. Semua menarik.
“Kita buat satu paket bersama-sama. Dikerjakan bersama-sama. Pemerintah dalam program ini mendorong dari sisi promosi. Subsidinya gotong royong. Masing-masing pihak urunan,” kata dia.
Arief mengatakan dengan penawaran More For Less ini, angka kunjungan di Batam Bintan khususnya pertengahan minggu bisa naik hingga tiga kali lipat. Berdasarkan data, pada akhir pekan (weekend) rata-rata kunjungan 80 -90 persen. Sementara di pertengahan pekan (weekdays) 20 persen.
“Jomplang seperti ini tidak baik. Kalau More For Less ini diberlakukan mungkin yang 20 persen ini bisa naik tiga kali lipat. Untuk akomodasi bisa naik 20 persen, atraksi naik 120 persen, dan average growth untuk low season naik 60 persen. Untuk yang ikut program ini,” kata Arief.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana yang didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani Mustafa terlihat antusias mengawal program ini. Apalagi, program ini mendapat respon positif dari pelaku usaha yang ada di Indonesia, Malaysia dan Singapura.
“Banyak yang antusias. Semua setuju ketika harga didiskon habis, justru bisa mendapatkan hasil yang lebih besar. Excess capacity dikumpulkan, lalu dipaket murahkan. Setelah itu, kita promosikan dengan menarik” tutur Pitana.
Yang jadi pertanyaan kok industri mau? Padahal tak ada subsidi dari pemerintah. Kemenpar yang mengawal, menjembatani dan monitoring, hanya bisa membantu dari sisi promosi. Tapi mengapa program ini justru didukung operator ferry dengan mendapatkan 105 ribu tiket diskon?
“Nah, di sinilah yang dimaksud dengan cross selling. Industri bisa mengambil return dari makanan, minuman, paket wisata, dan fasilitas lain yang non kamar hotel, atau services lainnya. Bisnis itu selalu mengambil untung dari operasional dan non operasional return,” ujar Pitana.
Rizki Handayani juga ikut mengamini. Dari kacamatanya, strategi ini tidak akan membuat industri rugi. Malahan yang tidak ikut program inilah yang akan mengalami kerugian. “Yang nggak ikut pasti rugi karena hotel yang kosong, spa yang tidak punya pelanggan, golf yang sepi, harus tetap membayar operasional dan SDM. Daripada kosong, mending tetap isi dengan mengambil point di services yang lain,” tuturnya.
Saat destinasi Batam dan Bintan makin populer, makin ramai, makin terjangkau, ini akan menjadi basic need wisman Singapura dan Malaysia untuk jalan-jalan ke Kepri. Kuliner, golf, spa, tiket ferry, hotel dan resort, hingga wisata belanja, semua bisa dinikmati dengan harga yang super murah.
“Program ini di create khusus untuk weekdays hingga November 2017. Setiap bulan nanti akan selalu ada evaluasi untuk mengetahui apa-apa saja yang harus diperkuat dan dicarikan solusinya,” tutur Kiki, sapaan akrab Rizki Handayani.
Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, juga ikutan happy. Program ini, dinilai sangat pas untuk mendongkrak angka kunjungan wisman ke Kepri. “Kalau semuanya kompak, saya kira pariwisata Kepri bisa lebih bagus lagi. Target wisman yang awalnya 2,5 juta bisa menjadi 3,1 juta wisman,” paparnya. (kmb/balipost)