AMLAPURA, BALIPOST.com – Pernyataan Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, terhadap adanya dugaan 50 orang ISIS di Bali, membuat semua pihak kembali waspada. Seperti jajaran kepolisian, yang kembali memperketat keamanan. Sementara di Karangasem, jajaran kepolisian langsung bergerak dengan menyasar kantong-kantong penduduk pendatang (duktang).
Kapolres Karangasem AKBP I Wayan Gede Ardana, melihat informasi ini sangat serius. Meski belum jelas, yang dimaksud posisinya berada dimana, pihaknya harus tetap berinisiatif untuk mendalami informasi itu. Pihaknya juga sudah menginstruksikan jajarannya agar kembali memperketat pengamanan dan selalu waspada dalam bertugas. “Padangbai selalu jadi fokus kita,” kata Kapolres Ardana, Jumat (18/8).
Selain waspada di seluruh pintu keluar Bali dari Bali timur, pihaknya juga sudah mengistruksikan untuk menyasar seluruh kantong-kantong pendatang di seluruh Karangasem. Ini dilakukan bekerjasama dengan kepala lingkungan sekitar. “Masuk ke kantong-kantong pendatang hingga masuk ke rumah kos-kosan sudah kami lakukan. Ini akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan,” kata Kasat Intelkam Polres Karangasem, AKP Fahmi Hamdani.
Pihaknya menambahkan, belum ditemukan adanya hal-hal yang mencurigakan, berkaitan dengan informasi itu. Meski demikian, pihaknya meminta informasi ini jangan dianggap sepele. Apalagi keluar dari mulut seorang Pangdam. Seluruh warga juga diminta harus tetap waspada, untuk bersama-sama mempersempit ruang gerak kelompok radikal ini di Bali.
Sebelumnya, Pangdam menyampaikan informasi ini saat berkunjung ke Buleleng, belum lama ini. Setelah menyatakan itu disana, dia kembali meminta masyarakat Bali waspada, dan mempertegas informasi itu, saat hadir ke Harian Bali Post untuk menghadiri acara ulang tahun ke-69 tahun, Rabu (16/8).
Pesan Pangdam agar warga Bali waspada cukup beralasan. Sebab, dia mencontohkan peristiwa yang terjadi di Negara Pilipina, dimana disana informasi awal sudah ada 50 anggota ISIS di negara itu. Tetapi, setelah dilakukan operasi militer selama 10 hari, ternyata sudah ada 250 ISIS tertembak mati.
“Artinya, jumlahnya lima kali lipat dari informasi awal. Intelijen awalnya menginformasikan 50 orang, ternyata jumlahnya 250 orang. Itu baru hasil operasi militer selama 10 hari. Sekarang, bila kita tarik peristiwa serupa, Bali ini milik dunia, tentu disini juga sangat rawan. Kalau Bali hancur, dunia akan menangis. Jadi, mari terus waspada,” tegasnya, saat berkunjung ke Kantor Bali Post. (Bagiarta/balipost)