NEGARA, BALIPOST.com – Para nelayan di Jembrana mulai bisa bernafas lega. Setelah setahun lebih paceklik ikan, kini hasil tangkapan mulai mereka dapatkan. Seperti yang terlihat Minggu (20/8), perahu-perahu purse seine yang bersandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan terlihat penuh memuat ikan.
Kondisi itu berdampak pada situasi areal Tempat Penimbangan Ikan (TPI) PPN Pengambengan yang mulai ramai dengan orang. Berikut truk-truk pengangkut juga mulai ramai memadati parkir TPI menunggu angkutan ke pembeli. “Tangkapan hari ini lebih banyak dari sebelumnya, bisa saja ini sudah mulai panen ikan,” ujar Ahmadi, salah seorang tukang panol.
Dengan ramainya TPI, warga selain nelayan juga bisa bekerja di sektor pendamping seperti buruh angkut, pedagang, sopir dan lain-lain. Rata-rata ikan hasil tangkapan merupakan ikan yang dibutuhkan untuk industri perikanan di Pengambengan.
Dari informasi para petugas timbang di TPI kemarin, kondisi di hari Minggu kemarin lebih ramai dibanding hari-hari biasanya. Bahkan di areal gedung TPI dipenuhi dengan tangkapan ikan yang biasanya sepi. Dipastikan jumlah ini jauh bertambah dibanding hari sebelumnya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana, I Made Widanayasa disela-sela pelepasliaran tukik di Pengambengan, membenarkan kondisi hasil tangkapan yang mulai terlihat itu.
Para nelayan khususnya nelayan tangkap Selerek kondisi ini terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Pasalnya sudah setahun lebih, para nelayan Selerek mengalami paceklik tangkapan ikan. Hasil tangkap yang diperoleh kemarin rata-rata merupakan ikan layang atau candang. “Ukurannya masih dibawah standar umumnya 8-10 centimeter, harga juga masih normal,” ujar pria asal Perancak ini.
Dengan terus mendapat tangkapan tiap harinya, maka bisa menutupi operasional perahu. Jenis ikan ini juga dibutuhkan oleh pabrik pengalengan ikan sebagai bahan selain ikan Lemuru. Pihaknya berharap ketika kondisi ini terus terjadi, tidak mempengaruhi harga jual ikan. (surya dharma/balipost)