Nutrisi
Tim GKM Gizi RSUP Sanglah membuat for-TEP untuk atasi kesulitan mengunyah pasien lansia. (BP/may)
DENPASAR, BALIPOST.com – Presentase pasien yang mengalami mal nutrisi di RSUP Sanglah terus menagalami penurunan. Tahun 2008, presentasenya 30,1 persen. Tahun 2009 turun menjadi 24,5 persen, tahun 2010, turun kembali menjadi 17 persen. Terakhir tahun 2016 presentase mal nutrisi pada anak turun lagi menjadi 6,5 persen.

Mal nutrisi terjadi karena faktor pasien yang tidak selera makan akibat sakitnya, bisa juga karena makanan rumah sakit yang tidak enak. Penurunan angka mal nutrisi yang terjadi dari tahun ke tahun tidak lepas dari Instalasi Gizi RSUP Sanglah yang berinovasi membuat makanan yang enak dimakan namun bernutrisi.

Baca juga:  Korban Bom Bali Belum Banyak Dapat Pendampingan LPSK

Pada lomba Gugus Kendali Mutu (GKM) tahun ini, Instalasi Gizi RSUP Sanglah kembali berinovasi membuat makanan untuk lansia. Tim GKM Instalasi Gizi RSUP Sanglah, Ni Putu Destriani Devi menuturkan, ia bersama tim mengamati pasien lansia yang mengalami kesulitan mengunyah dan menelan, sehingga tidak bisa menghabiskan makanannya. Padahal asupan makanan yang harus dimakan cukup besar untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

“For-TEP ini dibuat untuk mencegah hospital malnutrition dan pemborosan anggaran rumah sakit yang diakibatkan sisa makanan yang banyak terbuang,” ungkapnya.

Baca juga:  Asupan dan Pola Hidup Sehat Cegah Penyakit Degeneratif

Maka dari itu ia bersama tim terpikir untuk membuat for-TEP (formula tinggi energi dan protein) instan. “For-TEP ini makanan terapi yang diberikan untuk pasien usia dewasa dan lansia yang asupan makanannya kurang akibat kesulitan mengunyah, menelan, atau mual,” jelasnya Minggu (20/8).

Berbahan dasar kentang, ayam dan susu skim, makanan tersebut terasa gurih dan tidak membuat mual serta eneg. For-TEP juga sudah melewati uji lab mikrobiologi dan bisa bertahan hingga 1 bulan tanpa pengawet.

Baca juga:  Diskes Gianyar Telusuri Kontak Erat Pasien COVID-19 Meninggal di Bali

For-TEP berukuran kecil namun padat nutrisi dan instan. “Jadi bisa diseduh kapan saja ketika pasien mau makan atau bisa dikonsumsi langsung tanpa diseduh,” ujarnya.

Direktur Utama RSUP Sanglah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes., mengatakan, RSUP Sanglah berupaya untuk melakukan peningkatan kualitas pelayanan terhadap pasien. Salah satunya dengan berinovasi dan berkreatifitas melalui ajang GKM. “Bagaimana caranya supaya semakin baik pelayanannya, semakin singkat waktunya, tepat, semakin ramah, sehingga inovasi itu muncul dalam lomba GKM ini,” paparnya.(citta maya/balipost)

 

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *