TABANAN, BALIPOST.com – Sehari setelah pelaksanaan hari Saraswati, umat Hindu di Bali ramai memadati kawasan pantai untuk melakukan ritual banyu pinaruh. Di kabupaten Tabanan, salah satu pantai yang banyak dikunjungi yakni kawasan pantai Yeh Gangga, Tabanan.
Sama halnya seperti pelaksanaan banyu pinaruh pada enam bulan lalu, kali ini kembali digelar ritual penglukatan massal banyu pinaruh, baruna astawa yang diprakarsai oleh Paiketan Daksa Dharma Sadhu (PDDS). Ribuan siswa dari berbagai sekolah dan masyarakat umum pun tampak berbaur mengikuti rangkaian upacara tersebut.
Menariknya lagi selain kegiatan penglukatan massal juga digelar pelepasan tukik. Turut hadir dalam upacara tersebut Wabup Tabanan I Komang Gede Sanjaya, serta sejumlah anggota dewan Tabanan.
Selain mengapresiasi kegiatan tersebut, Wabup Sanjaya mengatakan, kegiatan banyu pinaruh tidak hanya wacana saja di sekolah, namun generasi muda harus memahami makna Saraswati dan Banyu Pinaruh itu sesuai hakikatnya dan menjalankan prakteknya. “Melalui ritual ini kita bersama-sama melakukan pembersihan diri, bersihkan hati dan pikiran, dekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, lakukan yadnya dengan baik, baik secara individu ataupun massal,” katanya.
Lanjut Sanjaya, dalam mewujudkan Tabanan Serasi, Tabanan yang sejahtera, aman dan berprestasi, memang tugas pemerintah mengawal program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana (RPJMD-SB) dalam bingkai Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) khususnya bidang adat agama dan budaya. “Tugas kita mengawal program seperti ini. Ini adalah implementasi dari Program RPJMD-SB dalam bingkai PPNSB khususnya dalam bidang adat, agama, dan budaya untuk mewujudkan Tabanan Serasi, Tabanan yang Sejahtera Aman dan Berprestasi,” ungkapnya.
Di kesempatan tersebut, Wabup Sanjaya juga melepas 372 ekor tukik, bersama para anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Kadis Perikanan dan peserta melukat massal. Pelepasan 372 ekor tukik ini terkait dengan peringatan HUT RI yang Ke-72. “Ini salah satu upaya pelestarian alam dan lingkungan, serta upaya pelepasan tukik kembali ke habitatnya,”ujarnya
Sebelumnya Ketua Panitia acara, I Made Astawa, mengatakan kegiatan Banyu Pinaruh di Yeh Gangga sudah diselenggarakan sebanyak 5 kali, dengan jumlah peserta sekitar dua ribu orang. “Ini kelima kalinya kami laksanakan dengan peserta sekitar 2.000 orang.” ucapnya.
Untuk rangkaian upacara penglukatan Banyu Pinaruh massal dan Baruna Astawa tersebut dipuput lima sulinggih, diantaranya Ida Pandita Empu Siwa Putra Sanatana Daksa Manuaba dari Griya Utu Penebel, Ida Pandita Empu Trinata Daksa Manuaba dari Geria Kukuh, Kerambitan, Ida Pandita Empu Dwi Darma Daksa Manuaba Geria Mandung, Kerambitan, Ida Pandita Empu Sadhu Eka Jaya Parteka Dukuh Prabu dari Geria Gadungan, Selemadeg Timur, dan Ida Pandita Empu Siwa Putra Parama Manik Kusuma Manuaba Dari Geria Baturiti, Kerambitan.
Bahkan Wabup Sanjaya di akhir acara juga menyerahkan sarin canang sebesar 10 juta rupiah kepada panitia Penglukatan Banyu Pinaruh Massal dan 1,5 Juta rupiah kepada Tim Konservasi Tukik. (Puspawati/balipost)