BANYUWANGI, BALIPOST.com – Pariwisata Banyuwangi yang semakin meningkat dalam beberapa tahun berakhir membawa banyak perubahan dalam kehidupan tatanan sosial masyarakat. Saat ini semakin mudah ditemukan rumah makan atau tempat oleh-oleh yang dikelola masyarakat lokal.
Yang terbaru adalah Banyuwangi Savana Cake (BSC) yang digadang bakal menjadi oleh-oleh wajib khas Banyuwangi. Pemiliknya adalah Fitri Carlina, penyanyi asli Banyuwangi yang sudah malang melintang di industri hiburan tanah air. Banyuwangi Savana Cake (BSC) akan secara resmi diperkenalkan pada Minggu (20/8) esok.
Sebagai oleh-oleh khas, Fitri tidak hanya memperhatikan kualitas rasa dan packaging dari Banyuwangi Savana Cake. Tapi juga memberikan experience lebih kepada pelanggan saat akan membeli produknya nanti.
Caranya dengan menyiapkan SDM andal yang dapat menerima dan melayani tamu dengan baik. Hal ini dikatakan Fitri Carlina sebagai hal penting karena membeli oleh-oleh sudah menjadi bagian penting wisatawan dalam siklus berwisata.
“Untuk ini aku menerapkan prinsip 5S. Yakni Salam, Sapa, Senyum, Sopan dan Santun,” ujar Fitri Carlina. Prinsip 5S tersebut, ujar Fitri Carlina, juga ia dapat saat bepergian ke sejumlah destinasi wisata. Sebagai wisatawan tentunya selalu ingin diperlakukan dengan baik. Dengan begitu pengalaman seorang wisatawan akan semakin sempurna.
“Karyawan semuanya selalu aku sesuaikan dengan senyum dan sopan santun. Menyapa dengan senyum,” kata Fitri.
Tidak hanya itu, nantinya semua staff di Banyuwangi Savana Cake juga akan mengenakan seragam dengan sentuhan khas Banyuwangi.
“Ke depan rencananya seperti itu. Tapi karena masih mengejar opening besok, jadi Insya Allah dalam waktu dekat semua karyawan aku akan lekat dengan nuansa daerah,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan SDM yang memiliki kapabilitas di bidangnya sangat penting dalam industri pariwisata. Karena mereka lah yang bersentuhan langsung dengan wisatawan yang karakternya beragam.
“Kesan pertama akan berpengaruh mendalam buat wisatawan. Mereka lah yang menentukan kenyamanan dan kepuasan para wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut dan selebihnya akan menentukan apakah para pengunjung (wisatawan) tersebut akan kembali lagi atau tidak,” kata Menpar Arief Yahya.
Terlebih dari itu, senyuman juga merupakan identitas bangsa Indonesia yang sudah sangat terkenal dengan keramahan masyarakatnya.
“Jika kita belum bisa melakukan itu untuk diri sendiri, bagaimana kita bisa memperlakukan terhadap orang lain,” ujar Arief Yahya.
Kementerian Pariwisata sendiri sebelumnya pernah menggelar kegiatan pelatihan bagi 200 SDM pariwisata di Banyuwangi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepekaan terhadap kepariwisataan di daerah masing-masing. (kmb/balipost)