MANGUPURA, BALIPOST.com – Untuk mensukseskan program cashless (non tunai) pemerintah, pihak PT Jasa Marga (Persero) Tbk mulai kebut pemasangan gardu tol otomatis (GTO) di seluruh pintu tol. Secara bertahap, Jasa Marga mengubah gardu tol reguler menjadi GTO di seluruh Indonesia termasuk Bali.
Ditargetkan pemasangan GTO disemua gardu tol rampung hingga 31 Oktober 2017. Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Desi Arryani saat dikonfirmasi ini mengungkapkan pihaknya terus melakukan penambahan GTO pada jalan tol yang dikelolanya. “Pemasangan GTO secara nasional kami target rampung pada akhir Oktober 2017,” ujarnya
Kata Desi, terkait cashless di jalan tol, pemerintah akan mensosialisasikan secara maksimal kepada masyarakat. Sedangkan Jasa Marga juga akan melakukan berbagai hal secara bertahap untuk mensukseskan cashless di seluruh tol dengan mengubah semua gardu reguler menjadi GTO.
“Beberapa gerbang kami akan full GTO tapi GTO hybrid artinya pakai palang, pakai portal secara bertahap di lokasi-lokasi yang aman. Artinya kan kita tahu kadang-kadang kalau ada orang antri terus di depan dia tidak bawa kartu terus kita di belakang minjemin kartu. Nah pernah mengalami enggak seperti itu. Kita harus menghindari hal-hal itu. Bertahap kita akan mengubah gardu-gardu untuk bisa menerima hanya non tunai,” jelasnya.
Diakuinya, pembayaran nontunai tiket jalan tol masih sangat minim. pembayaran nontunai hingga saat ini baru mencapai 33 persen secara nasional, bahkan di Bali angkanya hanya 15 persen saja. “Jumlah ini sangat rendah, apalagi beberapa bulan kedepan akan diberlakukan cashless di semua jalan tol. Nah ini yang harus terus dikaji,” ujarnya.
Jumlah gardu tol yang sudah GTO, kata desi, mencapai 40 persen atau 466 unit dari jumlah gardu tol 1.002 unit. Ditargetkan hingga akhir 31 Oktober 2017 pengerjaan pemasangan GTO seluruh Indonesia mencapai 100 persen. “Kita juga harus mengarahkan penjualan-penjualan kartu uang elektronik di gerbang-gerbang dan seterusnya,” tambahnya.
Untuk tansisi gardu reguler ke GTO hingga saat ini masih terus berjalan. Pihaknya berharap sampai akhir September 2017 proses transisi sudah mencapai 60 persen. “Sambil kita memantau bagaimana perkembangan masyarakat pengguna non tunai, kemudian secara bertahap menjadi 100 (transisi GTO),” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)