NEGARA, BALIPOST.com – Dampak dari kelangkaan beberapa waktu lalu, harga garam di pasar tradisional di Jembrana kini naik hingga lebih 100 persen. Stok garam pun terbatas tidak seperti sebelumnya. Dari semula harga garam besar isi 1 kilogram Rp 2000, kini naik menjadi Rp 6000.
Hal tersebut dipaparkan para pedagang kepada petugas dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Jembrana saat melakukan sidak Senin (21/8) di Pasar Umum Negara.
Sidak menyasar sejumlah pedagang garam guna memastikan tidak ada garam oplosan. Petugas melakukan pengujian dengan cara melarutkan sampel beberapa merk garam halus ke segelas air. Sejumlah pedagang mengungkapkan bahwa stok garam mereka masih tidak lancar. Bilapun ada, jumlahnya sedikit dan harganya pun mahal.
Kondisi ini sudah terasa sejak sepekan belakangan ini. Ayu Kendri, salah seorang pedagang mengungkapkan harga jual garam saat ini mengalami kenaikan lebih dari dua kali lipat. Ia mencontohkan untuk garam halus dari Rp 800 per bungkus, kini menjadi Rp 2.500 per bungkus. Untuk yang lebih besar, satu kilogram dari mulanya Rp 2.000 menjadi Rp 6.500. “Stoknya tak ada, kalaupun ada harganya naik tinggi,” ujarnya.
Kondisi serupa juga dialami Kadek Sukmawati, pedagang lainnya di Pasar Umum Negara. Harga garam rata-rata naik hingga 100 persen. Stok yang akan dijual juga dikurangi dari awalnya 50 bal, sekarang paling banyak berkisar 20 bal.
Di sisi lain, Kepala Dinas Koperindag Jembrana, I Gede Made Budhiarta mengatakan dari hasil sidak kemarin tidak ditemukan garam oplosan. Upaya yang dilakukan Dinas ini untuk melindungi konsumen. Namun pihaknya mengajak kepada masyarakat bersama-sama untuk melaporkan kepada petugas apabila memang menemukan garam oplosan. (surya dharma/balipost)