LONDON, BALIPOST.com – Wonderful Indonesia sepertinya akan kembali menjadi bahan perbincangan netizen di London. Tahun ini, ada Barong Banyuwangi yang siap dipromosikan di Kota London. Salah satu ikon kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu ini akan keliling Kota London bersama 400 black taxi yang dibungkus kepak sayap Wonderful Indonesia dan Barong Banyuwangi.
Pengalaman membungkus taxi dengan sticker Wonderful Indonesia ini sejatinya bukan barang baru. Ini sudah pernah dilakukan di Great Britania, saat WTM London tahun 2015 dan 2016. “Tahun 2015 ada 200 black cab taxi London dibungkus Wonderful Indonesia dengan berbagai desain destinasi wisata yang sudah branding dan siap jual. Tahun 2016 naik menjadi 400 taxi yang dibranding,” kata Menpar Arief Yahya, Senin (21/8).
Menurut dia, kalau ingin menjadi pemain global, gunakan selalu global standart terutama eksistensi saat berpromosi di luar negeri. ”Mau tetap atau berubah, mau satu atau lebih dari satu, ada contoh suksesnya. Lakukan apa yang sudah sukses, jangan memulai dari awal. Tapi berawal dari akhir,” ucap lulusan ITB Bandung, Surrey University UK, dan Doktoral di Unpad Bandung itu.
Kalau sudah urusan marketing, dari promosi multichannel, Arief Yahya selalu mengawinkan teori-teori dengan implementasi lapangan. Ada alasan praktis, ada landasan teoritis, sehingga setiap langkah dan pergerakan tidak pernah lepas dari framework yang sudah disusun. Pengalaman saat memimpin Telkom dan Komisaris Telkomsel ikut dibawa ke Kementerian Pariwisata.
Hasilnya? brand pariwisata Wonderful Indonesia langsung melonjak dari NA (not available) menjadi ranking 47 besar dunia. Mengalahkan Truly Asia Malaysia yang ada di posisi 96 dan Amazing Thailand di urutan 83. “Cara ini akan efektif dalam menjaring calon wisatawan London ke Indonesia,” ungkapnya.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana yang didampingi Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Kemenpar Nia Niscaya ikut mengamini. Karenanya, Barong Banyuwangi pun dipilih. “Kali ini desain yang kita pilih untuk ditempel di Black Cab Taxi adalah Barong Banyuwangi, salah satu ikon wisata Banyuwangi,” kata Pitana.
Pilihan membungkus black cab taxi London ini dirasa sangat pas. Maklum, taxi ini menjadi alat transportasi warga London dan turis yang sedang berlibur ke sana. Daya jelajahnya luas. Jangkauannya mampu menyentuh ke seluruh sudut kota London.
“Ini sangat efektif, berpotensi menjadi viral di media sosial dan dibicarakan di mana-mana,” sambung Nia Niscaya, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Eropa, Timur Tengah, Amerika, dan Afrika Kemenpar.
Lantas mengapa harus Barong Banyuwangi? Alasan pertama, Barong Banyuwangi merupakan salah satu kesenian kuno yang cukup terkenal dan merupakan kesenian asli seni Suku Osing kemiren. Inilah pertunjukan rakyat yang menggunakan media Barong, diyakini sangat sakral sehingga ada perlakuan khusus.
Barong Banyuwangi juga berhubungan dengan Buyut Cili, yang diyakini penduduk setempat sebagai cikal bakal desa. Di saat-saat tertentu barong harus diupacarai, diberi sesaji, serta dirawat dengan hati-hati. Bagi masyarakat Osing, Barong adalah sebuah simbol kebersamaan, yang memiliki arti serupa “Bersama”.
Yang kedua, geliat wisata di Banyuwangi sangat oke. Tahun ini saja, ada 72 event pariwisata yang digelar di sana. Dan 50 di antaranya berskala internasional.
“Promosi berjalan ini diharapkan akan semakin mempopulerkan keindahan dan kekayaan alam serta budaya Banyuwangi yang memang dipilih karena merupakan satu dari 10 daerah di Indonesia yang di-branding,” lanjut Nia.
Kebetulan, salah satu sasaran kawasan promosi pariwisata Banyuwangi memang Eropa. Eropa dipilih sebagai sasaran promosi lantaran masyarakat benua biru tersebut cenderung tertarik pada kawasan yang memiliki keindahan alam dan budaya yang tinggi. “Orang Eropa itu lebih tertarik berlibur di kawasan yang alamnya bagus, juga yang memiliki tradisi. Banyuwangi ini bisa menjadi pilihan bagi turis Eropa,” kata dia.
Dan Banyuwangi dinilai telah memenuhi konsep pengembangan pariwisata yang disyaratkan Kemenpar. Yakni amenitas, aksesibilitas, dan atraksi (3A). Selain itu, pengembangan pariwisata Banyuwangi terutama ditunjang oleh komitmen bupati Abdullah Azwar Anas.
“Komitmen dari pemimpin daerah ini sangat kuat. Itulah sebabnya Banyuwangi masuk sepuluh daerah branding pariwisata nasional dari Kemenpar,” urainya.
Dan jangan lupa, pasar wisata di Inggris sangat menggiurkan. Pertama, rata-rata lama tinggal wisman asal Inggris di Indonesia tahun 2009 hingga 2014 adalah sekitar 10,79 hari. Cukup lama, kecuali yang sekedar weekend dari Singapura menyeberang ke Kepri.
Kedua, rata-rata pembelanjaan wisman asal Inggris ke Indonesia tahun 2009-2014 adalah sekitar USD 140 per hari dan sekitar USD 1.500 per kunjungan. “Dampaknya terhadap industri sangat terasa,” bebernya. (kmb/balipost)