Zulkifli Hasan (kiri) saat menghadiri silaturahim KAA. (BP/ist)
BANDUNG, BALIPOST.com – Munculnya beragam komunitas diyakini dapat menjadi salah satu simpul kekuatan bangsa dalam membangun dan mencapai tujuan negara. Keberadaan komunitas dinilai sangat bagus karena akan memudahkan interaksi masyarakat di suatu tempat, sekaligus sebagai simpul penjaga persatuan.

“Kalau sendiri-sendiri tentu akan berserakan, akan kocar kacir. Tapi kalau bersama-sama, itu bisa dengan mudah digerakkan ekonominya, digerakan sosial budayanya. Bisa membantu negara karena akan mudah penataannya,” kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat silaturahim dengan Komunitas Asep-Asep (KAA) di Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/8).

Menurutnya, akan sulit kalau orang per orang bergerak sendiri-sendiri untuk mencapai apapun tujuan yang akan dicapainya. Sebaliknya, bagi negara juga akan sulit untuk mengelola masyarakat yang terlalu individulitis dalam menjalankan kehidupan kesehariannya.”Sulit kalau orang per orang. Apalagi kalau negara perlu bantuan. Kan lebih mudah kalau ada kumpulan,” imbuhnya.

Baca juga:  9 Tahun Komunitas Honda PCX Indonesia Bali Diwarnai Modifikasi Motor

Diapun menyinggung tentang keragaman bangsa Indonesia yang sudah menjadi takdir berbeda-beda baik suku, adat istiadat, budaya, agama, ras dan bahasanya. Oleh karena itu, munculnya komunitas-komunitas sangat didukungnya. “Ini bisa menjaga keberagaman. Menjaga ke-Indonesiaan yang berbeda-beda. Dengan komunitas seperti pengguna nama Asep ini kita peduli, bahwa kita berbeda dan beragam tapi kita tetap satu,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap dimanapun komunitas yang dibangun masyarakat di satu tempat, hendaknya dapat memberikan pendidikan pada komunitasnya. Terlebih menjelang pesta demokrasi di daerah baik perebutan kursi di pilkada kabupaten/kota maupun pemilihan gubernur (pilgub).

Baca juga:  Dikepung Banyak Salah Paham, Ini Tiga Diantaranya Menurut Zulkifli Hasan

“Tolonglah beri pendidikan yang benar, tentang Ketuhanan yang Maha Esa, bukan keuangan maha kuasa. Jangan nanti pilihannya ditukar dengan uang, dengan sembako. Karena itu akan melahirkan politik transaksional,” tegasnya.

Ketua Dewan Penasehat KAA, Asep Supriadi memastikan tujuan didirikannya organisasi KAA tidak berpolitik, juga bukan untuk memenangkan kepentingan partai politik tertentu. Anggotanya dibebaskan memilih dan dipilih. Sebab dengan memelihara kebebasan demokrasi di organisasi yang diwadahinya maka komunitasnya diyakini akan tetap solid.

Tujuan didirikannya komunitas untuk memberdayakan masyarakat terutama anggota yang diwadahi. Dia mencontoh, di bidang keagamaan, komunitasnya rajin menggelar kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang diyakini, juga di bidang lingkungan dengan aksi kepedulian menjaga dan melestarikan lingkungan. “Di bidang ekonomi. Ibu-ibunya kita dorong usahanya. Tentu Ibu-Ibunya Pak Asep,” kelakarnya.

Baca juga:  Tak Hanya Tampilkan Seni, Komunitas Fotografi Ini Perkenalkan Potensi Daerah

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar mengatakan sudah sepatutnya pemerintah daerah, khususnya pemprov Jawa Barat memfasilitasi dan memberdayakan komunitas-komunitas yang ada di daerahnya. “Kami juga memiliki program untuk memfasilitasi masyarakat kami, seperti di bidang seni budaya, kita sedang merencanakan membangun gedung pertunjukan kesenian yang dirancang akan menjadi gedung kesenian terbesar se Indonesia. Tapi karena biayanya tidak sedikit sekitar Rp 600 miliar, kita baru persiapkan mungkin di tahun depan,” ungkapnya. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *