Suwirta
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta belajar pengelolaan sampah di TPST 3R Mulyoagung Bersatu, Malang, Jawa Timur, Senin (21/8). (BP/ist)
SEBAGAI bentuk keseriusan dalam memerangi sampah dan upayanya mewujudkan TPST di masing masing desa, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta kembali belajar pengelolaan sampah. Kegiatannya yang berlangsung, Senin (21/8) ini menyasar  TPST 3R  Mulyoagung Bersatu, Malang, Jawa Timur. Bersama Camat, Lurah, sejumlah Perbekel dan BPD se-kecamatan Klungkung, bupati asal asal Nusa Ceningan ini mengamati tahapan pengolahan sampah mulai proses pemilahan hingga manajemen pengelolaan.

TPST 3R Mulyoagung Bersatu sudah diakui nasional karena mampu mengelola sampah dengan volume 137 meter kubik/hari dari sekitar 10.268 rumah/ 12.068 KK di Kawasan Mulyoagung.  Ini dikelola masyarakat melalui kelompok. Dengan 85 orang pekerja, TPST 3R itu telah mampu menghasilkan  memilah 39 organik, 49 sampah nonorganik yang dapat dijual kembali dan hanya 12% residu. Penerimaan TPST Mulyoagung tahun 2016 mencapai Rp 140jt yang berasal dari iuran RT RW, penjualan lapak, penjualan kompos, penjualan limbah nasi,pinjaman dan lain lain.

Baca juga:  Dari Survei Elektabilitas di Pemilu hingga Pura Dalem Beraban Batubulan Kebakaran

Menurut Ketua Yayasan, Agung F. Supadi, kunci keberhasilannya terletak pada komitmen dan keteguhan, serta mengelola keuangan secara terbuka dan transparan, dan mengutamakan kerjasama dengan pemerintah setempat. “Yang terpenting adalah komitmen,” tegasnya.

Supadi juga sangat mengapresiasi Bupati Suwirta karena telah mengantarkan Lurah, Camat dan perbekel berkunjung ke tengah-tengah sampah “Tidak ada Kepala daerah yang memimpin langsung berkunjung ketempat pengolahan sampah kecuali Bupati klungkung ini. Saya sangat apresiasi,”ujarnya sembari tertawa.

Baca juga:  Dampak Truk Sampah Tak Beroperasi, Sampah Menumpuk dan Mulai Tebar Bau Tak Sedap

Setelah mengamati proses pengolahan sampah, Bupati Suwirta ingin para perbekel berkomitmen dan langsung tergerak membangun TPST di masing – masing desa. Sehingga pada 2018 tidak ada lagi desa yang tidak mengelola sampahnya sendiri. “Kuatkan niat dan komitmen untuk melakukan apa yang bisa ditiru setelah melakukan studi banding. Lakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan baik sehingga tidak ada salah persepsi ditengah tengah masyarakat,” ujarnya.

Baca juga:  PMI Asal Mendoyo Positif Covid -19 di Tempat Karantina

Sebelumnya, bupati Suwirta juga belajar mengolah sampah menjadi tenaga listrik di Sekolah Tinggi Teknik Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (STT-PLN). Sistem pengolahan sampah seperti ini diharapkan bisa diterapkan di Klungkung, khususnya di tiap TPST masing-masing Desa.

Tujuannya adalah untuk mengurangi volume sampah ke TPA dan meminimalisir lalu lalang truk pengangkut sampah. Menurut Bupati, dengan menggandeng corporate social responsibility (CSR) dari PLN, sistem pengolahan sampah menjadi penghasil daya listrik ini terlebih dahulu akan dicoba dalam skala kecil. “Kita akan coba terlebih dahulu dalam skala kecil,” ungkapnya. (ADV/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *