BANGLI, BALIPOST.com – Produsen pembuat loloh cemcem kekurangan bahan baku. Pasalnya, pasokan daun cemcem yang yang menjadi bahan utama mulai seret akibat peralihan musim.
Salah satu produsen loloh cemcem di Desa Penglipuran, Ni Nengah Budianti, menuturkan saat ini usahanya lolos cemcem yang digelutinya cukup berkembang pesat. Hanya saja, sekarang ini pihaknya kekurangan bahan baku. Hal itu disebabkan, daun cemcem memasuki musim rontok. “Daun cemcem sejak awal Juli sudah berguguran. Selain karena peralihan musim, angin kencang yang kerap datang juga memicu daun berguguran,” ungkap Budianti.
Dia mengungkapkan, akibat kekurangan bahan baku, produksi loloh sedikit menurun. Kata dia, pihaknya mampu memproduksi hingga 1.500 botol per hari. Namun saat ini, hanya mampu membat 700 botol.
Karena minimnya bahan baku loloh, ia terpaksa harus mencari di desa tetangga, seperti Desa Demulih, Kecamatan Susut, Desa Pengotan, Bangli, Desa Bunutin, Bangli dan Desa Yangapi, Tembuku. “Saya terpaksa mencari daun cemcem ke luar daerah. Kalau hanya mengandalkan bahan baku dari sini saja sangat sedikit bisa memprodusksi loloh cemcem,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, seiring perkembangan pariwisata di Desa Penglipuran, peminat loloh cemcem mengalami peningkatan. Loloh cemcem sudah menjadi warisan leluhur, sehingga dirinya fokus menggeluti usaha ini.
“Saya lebih fokus untuk menggeluti usaha ini. Bahkan sekarang sudah menjadi usaha tetap. Karena hasil yang didapat dari pembuatan loloh cemcem ini sangat menjanjikan,” pungkas Budianti. (Eka Parananda/balipost)