Zulkifli Hasan. (BP/ist)
BANDUNG, BALIPOST.com – Menjadi sosok unggulan dengan menyandang jabatan penting di masa depan tentu tidaklah mudah. Untuk itu, generasi muda Indonesia membutuhkan beberapa modal untuk mewujudkan impian masa depannya.

“Kalau mau maju. Kuncinya belajar. Karena syarat menjemput masa depan hanya satu. Yaitu ilmu. Kalau sayang sama masa depan. Rebut itu ilmu,” tegas Ketua MPR RI Zulkifli Hasan saat Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8). Acara dihadiri generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) serta mahasiswa.

Tanpa dibekali ilmu, maka akan mengancam pupusnya masa depan generasi muda. Namun, ilmu tidak akan diperoleh kalau tidak direbut atau belajar secara sungguh-sungguh. Sebab, tanpa kesungguhan belajar maka ilmu tidak mungkin bisa direbut atau sama saja menyia-nyiakan masa depan.

Baca juga:  Ketua MPR Tegaskan Kepala Daerah Tak Boleh Jadi Tim Sukses Pilpres 2019

“Kalau itu sampai terjadi, maka kata Bung Karno “siap-siap menjadi kuli di kampung orang, dan tetap menjadi kuli di kampung sendiri.” Gantungkan cita-citamu setinggi langit,” kata Zulkifli mengutip pesan Presiden RI pertama Soekarno.

Bekal lain yang juga dituntut generasi muda untuk menggapai masa depannya adalah memahami sejarah leluhurnya. Untuk mengetahui sejarah para pejuang dan teladan bangsa itu, mau tau mau generasi muda dituntut untuk gemar membaca. “Jadi kalau ngga baca buku sejarah. Maka tidak akan tahu,” katanya.

Baca juga:  Jaga Keamanan Laut Tabanan, DPRD Desak Pemkab Buat Pelabuhan

Dua bekal yang disebutnya itu, merupakan warisan yang tidak akan pernah habis untuk dimanfaatkan oleh siapapun ahli waris yang menggunakannya. Karena itu, lebih penting dibanding warisan materi. “Warisan harta, bisa membuat ahli waris bertengkar. Warisan rumah. Bisa sewaktu-waktu rumahnya digusur,” sebutnya.

Tidak kalah penting, kesuksesan seseorang sangat ditentukan doa dari orang tua terutama ibu. Doa ibu merupakan kunci keberkahan dari kesuksesan yang diraih.

Baca juga:  Menjadikan Literasi sebagai Gerakan Strategis

“Agar ada keberkahan jangan sampai melawan ibu. Jangan lupa juga, sungkem sama ibu, karena doa ibu adalah doa yang pasti diijabah oleh yang maha kuasa,” kata Zulkifli.

Sementara itu, Wakil Rektor 3 Universitas Islam Nusantara (Uninus) Gatot Effendi Yusuf mengatakan gerakan MPR membumikan empat pilar kebangsaan senafas dengan yang dilakukan citivas Uninus. “Banyak sekali tantagan yang kita hadapau mulai dati LGBT, Narkoba dan beragam persoalan lain. Dan kami sepakat bahwa NKRI harga mati,” kata Gatot. (Hardianto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *