BANYUWANGI, BALIPOST.com – Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga sembako di Kabupaten Banyuwangi, cenderung naik. Mengantisipasi lonjakan harga, Bulog Banyuwangi menggelontorkan sembako murah, Jumat (25/8). Sembako murah ini ditawarkan di 16 titik secara serempak.
Harga yang ditawarkan jauh di bawah harga pasaran. Seperti, beras kemasan 5 kilogram dijual Rp 48.000. Harga ini lebih murah Rp 2000 dibandingkan harga di pasaran. Kemudian, gula putih kemasan ditawarkan Rp 12.000 per kilogram. Lebih murah Rp 1000 dibandingkan di pasar.
Sedangkan minyak goreng ditawarkan Rp 11.300 per liter, sedangkan di pasar sekitar Rp 12.000 per liter. Bawang putih ditawarkan jauh lebih murah, hanya Rp 22.500 per kilogram. Harga ini lebih murah dibandingkan pasar yang mencapai Rp 25.000 per kilogram. Sementara tepung terigu ditawarkan Rp 7500 per kilogram, selisih Rp 500 dibandingkan harga pasar.
Wakil Kepala Perum Bulog Banyuwangi R. Isha Wiyono mengatakan sembako murah ini mengantisipasi lonjakan harga jelang Idul Adha. “Ini kerjasama dengan Kodim, Polres dan Pemkab. Kita ingin menstabilkan harga sembako jelang Idul Adha,” kata Isha.
Menurutnya, hasil pantauan di lapangan, harga sembako di pasaran relatif stabil. Meski begitu, antisipasi lonjakan harga tetap diberlakukan.
Menjual sembako murah ini, kata dia, akan terus digelar hingga beberapa hari ke depan. Sasarannya, pusat keramaian di Banyuwangi. Termasuk, di beberapa gudang Bulog. “Setiap hari kita gelar serempak di 16 titik. Tujuannya, warga bisa mendapatkan sembako murah,” jelasnya.
Kenapa bisa murah? Menurut Isha, pihaknya mendapat pasokan sembako langsung dari petani. Sehingga, harga jauh lebih murah. Harga ini tak melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. “Kalau pasokan beras kita sangat melimpah. Jadi, harganya bisa lebih murah dari pasar,” pungkasnya. (Budi Wiriyanto/balipost)