TABANAN, BALIPOST.com – Tidak hanya menerapkan ukiran Bali pada chasing HP, pelaku ekonomi kreatif asal Desa Kuwum Marga Tabanan, Wayan Lovayana (25) berencana untuk menorehkan tulisan lontar maupun cerita pewayangan. Hal ini dilakukan untuk melestarikan sekaligus mengenalkan tulisan lontar maupun pewayangan kepada generasi muda.
Saat ditemui beberapa waktu lalu, Lovayana memiliki impian untuk melestarikan budaya-budaya Bali hingga Nusantara yang semakin dilupakan oleh generasi muda. Setelah menerapkan seni ukir yang mengajak seniman lokal, ia punya impian untuk menerapkan tulisan lontar dan cerita wayang pada kreasi chasing HPnya. “Saya berencana untuk mengajak seniman lontar. Jadi nanti selain ukiran juga akan ada tulisan lontarnya. Selain itu rencananga juga akan ada cerita wayangnya,” ujarnya yang mulai merintis usaha sejak tahun 2015 lalu.
Chasing HP ukirannya ini sudah mulai diminati oleh pasar tidak hanya dalam negeri tetapi di luar negeri. Lovana melanjutkan pihaknya ingin mengembangkan chasing ukiran ini hingga ke latop sampai TV. Sayangnya rubber atau plastik pelindung yang dipasangkan pada chasing belum ada manufakturnya di Bali dan harus memesan ke Jawa sehingga biaya nya cukup tinggi. “Jika ada yang membuat manufakturnya disini tentu pemesanan rubber seukuran chasing latop maupun TV bisa dilakukan karena biaya lebih murah. Dengan ukuran chasing lebih luas seni ukir, lontar maupun wayang bisa lebih detail dan kompleks,” ujarnya.
Tidak hanya budaya Bali, kata Lovayana ke depan juga akan ditorehkan budaya Nusantara terutama yang mulai dilupakan oleh generasi muda. Dengan usaha ekonomi kreatifnya, Lovayana tidak hanya menggandeng seniman lokal tetapi juga anak muda di desanya untuk bersama-sama mengembangkan usaha. Rata-rata dalam sebulan ia menerima pesana sebanyak 30 hingga 40 chasing dengan rata-rata harga Rp 350 ribu hingga Rp 700 ribu. (wira sanjiwani/balipost)