petani
Petani tembakau sedang merawat tanamannya. (BP/dok)
SINGARAJA, BALIPOST.com – Merebaknya serangan Virus Mosaik yang menyerang tembakau belakangan ini ternyata dipicu oleh faktor benih tembakau yang dibudidayakan oleh petani. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Bali menemukan adanya pemakaian benih lebih dari 30 tahun berturut-turut. Celakanya lagi, benih yang bertahun-tahun tidak pernah diganti itu justru mudah diserang Virus Mosaik dan beberapa penyakit lainnya.

Hal itu diungkapkan Sekretaris APTI Bali Agung Adnyana Jumat (25/8). Dia mengatakan, sejak budi daya tembakau banyak digeluti, petani terbiasa menanam benih jenis Poker 148 dan Poker 371. Kedua jenis benih ini di awal-awal budi dayanya memang tergolong bagus dan belum ditemukan penyakit menyerang benih ini. Akan tetapi setelah bertahun-tahun dibudidayakan, benih ini mulai mengalami kemunduran dari segi produktifitas yakni paling banyak hanya mampu 1,8 ton per hektar.

Baca juga:  Indonesia Harus Waspadai Tiga Potensi Krisis

Selain itu, benih ini justru mudah terserang penyakit berbahaya dan salah satunya Virus Mosaik yang sekarang ditemukan menyerang lahan tembakau hingga mencapai 15 hektar. “Dari dulu benih yang dibudidayakan tidak pernah diganti. Dari penelitian dan pengamatan di lapangan benih yang sudah lama itu produksinya tidak maksimal dan mudah terserang penyakit salah satunya Mosaik,” katanya.

Menurut Agung Adnyana, menyusul kelemahan benih Poker 148 dan Poker 371 itu, Kementrian Pertanian (Kementan) telah mengambil langkah untuk mengganti benih yang terbaru dan telah mengantongi sertifikat benih unggul. Benih itu sudah diperkenalkan dan bahkan pemerintah sempat membagikan benih ini secara gratis untuk membantu petani dengan benih seri terbaru Poker 176. Benih ini tidak saja lebih tahan terhadap serangan penyakit, akan tetapi produktifitas mencapai 2,2 ton untuk satu hektar lahan. Akan tetapi, petani sepertinya kurang tertarik mau membudidayakan benih unggul tersebut.

Baca juga:  Solusi Krisis Air dan Lahan Tidur, Budidaya Melon Dikembangkan di Lahan Sawah

“Kita sudah siapkan benih berlisensi, tapi petani seperti tidak mau menanam. Saya smapai tidak enak dengan perusahaan, petani menganggap benih bersertifikat ini dibilang kualitasnya jelek,” katanya.

Menyusul belum diterimanya benih tembakau Poker 176 di kalangan petani, APTI yang menaungi petani berusaha lebih gencar mensosialisasikan keberadaan benih tembakau unggul tersebut. Sosialsiasi ini lebih pada memberikan penjelasan tentang kelebihan benih Poker 176. Selain itu, untuk memberikan bukti bahwa benih ini mampu menggenjot produktifitas tanaman, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Pertanian (Distan) akan mengembangkan beberapa loaksi demplot pengembangan benih tembakau Poker 176.

Baca juga:  Padi Hitam, Pengembangannya Terbentur Pasar

“Secara perlahan kita akan sosialsiaiskan kepada petani dan mengajarkan mereka termasuk memberikan bukti kelebihan benih ini melalui beberapa lokasi demplot yang kita akan buat bekerjasama dengan Distan,” jelasnya. (mudiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *