JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dengan brand Wonderful Indonesia terus menggoda wisatawan mancanegara. Kali ini, kementerian yang dinahkodai Menpar Arief Yahya membidik tiga kota Sales Mission yaitu Xi’an, Yinchuan dan Beijing.
Dengan melibatkan 9 seller dari Indonesia dan menggandeng 60 buyer Tiongkok di tiap kota betujuan untuk mengembangkan wisata halal di sejumlah destinasi di Indonesia sejak 4-7 September 2017.
Wisata Halal di Tiongkok? Mungkin akan mengernyitkan dahi saat mendengar kalimat itu. Soal pilihan ketiga tadi, I Gde Pitana, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara punya alasan kuat. Selain Beijing yang merupakan ibukota Negara Tiongkok yang populasi muslimnya cukup besar, juga Yinchuan, ibukota Ningxia Hui ini sebesar 34 persen dari 6,32 juta warga daerah otonom itu beragama Islam.
Untuk Xian, memang belum sepopuler kota-kota besar di Tiongkok, seperti Beijing, Shanghai dan lainnya. Namun bagi traveler Muslim, Xian sangat terkenal. Islam diperkirakan sudah masuk ke Kota Xian pada sekitar abad ke-7.
Buktinya, sudah ada Great Mosque Xian yang berdiri sejak tahun 742 masehi. Islam masuk ke Xian dari para pedagang Arab dan Persia. Selain itu strategi untuk menggaet wisatawan muslim dari Tiongkok itu juga melihat sejarah masa lalu, dimana relasi Islam Indonesia dan China sudah terjalin sejak abad ke-15.
Industri wisata halal sedang marak di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang sedang membangun berbagai macam aturan, sarana, dan fasilitas, pendukung lain, untuk mewujudkan berdirinya sebuah kawasan wisata halal yang memadai.
Salah satunya adalah Lombok yang menjadi salah satu tulang punggung Indonesia dalam industri wisata halal. Lombok pernah menyabet penghargaan World Halal Travel Awards pada 2015 lalu, dimana dua penghargaan diraih sekaligus World Best Halal Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination.
Dan bukan hanya Lombok, Sumatera Barat dan Aceh juga menjadi ujung tombak dalam industri wisata halal. Dan pada penghargaan World Halal Travel Awards 2016, Sumbar dan Aceh berhasil menyabet penghargaan, Sumbar mendapatkan dua penghargaan sekaligus, World Best Halal Culinary dan World Best Halal Destination. Sedangkan, Aceh menyabet predikat World Best Halal Cultural Destination.
“Ini yang akan kita tawarkan salam sales mission ini, selain tentunya juga ada tiga daerah Indonesia yang juga akan jadi unggulan dalam program Sales Mission ini Great Bali, Great Jakarta, serta Great Batam. Acara ini mendapat dukungan dari KBRI Beijing dan Garuda Indonesia,” ujar Pitana
Agendanya sendiri akan dilaksanakan secara roadshow. Table Top akan digelar di tiga kota Tiongkok itu.
Data dari Kementerian Pariwisata menyebutkan, sejak 2013 hingga 2016, pertumbuhan wisata halal cukup signifikan. Ada kenaikan hingga 15,5%, sedangkan unjungan wisatawan Tiongkok ke Indonesia terus meningkat jumlahnya dimana pada 2016 lalu, pertumbuhan kunjungan wisatawan Tiongkok naik 27%, menjadi 1.452.971 orang.
“Tahun ini, di 2017, pemerintah menargetkan adanya kunjungan wisatawan Tiongkok di angka 2.057.000 orang. Sales Mission ini sebagai salah satu program yang diharapkan bisa membantu Kemenpar dalam mencapai pencapaian target wisman tersebut,” harapnya
Menteri pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyebut Pasar Tiongkok itu potensial untuk dikembangkan dan meminta agar wisata halal diposisikan sebagai bisnis. Ia menilai, segmen wisata ini dapat mendulang banyak keuntungan bagi ekonomi Indonesia yang merupakan negara mayoritas Muslim.
Dari target 15 juta wisatawan asing di 2017, pemerintah menargetkan 20 persennya dikontribusikan dari segmen wisata halal. Angka ini masih lebih kecil dari jumlah turis pariwisata halal Thailand yang mencapai enam juta orang, Malaysia lima juta orang, dan Singapura empat juta orang.
“Thailand mayoritasnya non Muslim. Tapi mereka bisa memposisikan bisnis mereka untuk wisatawan Muslim,” ungkap Arief.
Di 2019, ditargetkan turis wisata halal dapat mencapai seperempat dari target total 20 juta wisatawan mancanegara. Apalagi, angka belanja turis wisata halal termasuk besar yaitu antara 1.500-1.700 dolar AS per kapita per hari. Jumlah tersebut lebih besar dari rata-rata belanja wisata asing sebesar 1.200 dolar AS per kapita per hari.
“Kita menjual destinasi yang menarik. Dan jangan lupa, Indonesia sudah diakui sebagai tempat wisata halah didunia. Berwisata ke Indonesia tidak akan rugi,” pungkasnya. (kmb/balipost)