BANYUWANGI, BALIPOST.com – Anda suka selancar layang dan angin? Ingin menyaksikan peselancar layang dan angin dunia? Kalau jawabannya iya, datang saja ke Pulau Tabuhan Banyuwangi, Jawa Timur. Ada International Kite and Wind Surfing Competition yang digelar 26-27 Agustus 2017.

Nah, di Banyuwangi nanti, Anda akan dibuat terkesima oleh penampilan peselancar layang dan angin tingkat dunia. Jumlahnya ada 13 negara. Dan peserta yang tampil, ada 50 peselancar layang dan angin.

“Belanda, Thailand, Malaysia, Austria, Italia, Australia, Spanyol, dan New Zealand sudah konfirmasi ikut. Tak ketinggalan juga dari Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Prancis, dan tuan rumah Indonesia ikut tampil di kejuaraan ini,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat (25/8).

Lokasi yang dipilih pun sangat eksotis. Namanya, Pulau Tabuhan. Pulau tak berpenghuni ini punya panorama alam yang indah. Wisata baharinya juga oke punya. Bahkan angin anginnya punya karakteristik yang tak dimiliki di tempatlain, sangat cocok untuk lomba selancar layang dan selancar angin.

“Pertimbangan lain, jarak tempuhnya  hanya sekitar 20 menit dari Kota Banyuwangi dengan menggunakan kapal atau perahu motor. Ini point of selling nya,” jelasnya.

Race Organizer Kite and Wind Surfing Competition Iwan Syahlani mengamini pernyataan Bupati banyuwangi itu. “Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain selancar layang dan angin karena lautnya tanpa ombak besar. Posisinya juga tepat pada jalur arus angin terkencang. Angin keras selalu ada setiap saat dengan kecepatan 25 knot, sejajar dengan Bali, hanya di sini tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali,” ujarnya.

Nah, di lomba nanti, peserta bisa tampil di ada beberapa kategori. Dari mulai kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, dan freestyle and bigjump exhibition, semua siap menyapa para peserta.

Perlu keahlian khusus untuk menaklukkan lomba ini. Maklum, selancar layang  dan angin merupakan kombinasi sport tourism antara selancar angin, selancar, paralayang, bahkan senam. Para atlet di papan selancar dihubungkan dengan layang-layang paralayang.

Setelah itu, para peselancar memanfaatkan angin untuk menaklukkan air dan melayang-layang di udara, lalu melandai kembali berselancar membelah air dengan gerakan-gerakan akrobatik.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Banyuwangi Wawan Yadmadi mengatakan selain sebagai ajang promosi wisata, ajang tersebut juga menjadi instrumen daerah untuk menggerakkan perekonomian warga.

“Kalau Pulau Tabuhan menjadi destinasi selancar layang dunia, geliat perekonomian akan ikut terdongkrak karena pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Masyarakat bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif, seperti produksi suvenir, kuliner, jasa travel, dan jasa penunjang lainnya,” tuturnya.

Menpar Arief Yahya menyebut Banyuwangi memiliki semua potensi menjadi wisata dunia. Ada Kawah Ijen yang terkenal dengan Blue Fire-nya. Punya Pantai Plengkung (G-Land) yang masuk ke dalam jajaran The Seven Giant Waves Wonder di dunia.

“Dan sekarang tambah satu lagi, punya International Kite and Wind Surfing Competition. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Banyuwangi untuk menarik wisatawan. Banyuwangi akan menjadi destinasi wisata kelas dunia di Indonesia. Jadi silakan ke Banyuwangi. Silakan nikmati International Kite and Wind Surfing Competition,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI. (kmb/balipost)

Baca juga:  Januari 2024, Kunjungan Wisman Tertinggi Dalam 4 Tahun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *