JAKARTA, BALIPOST.com – Sindikat Saracen, kelompok ujaran kebencian dengan isu SARA, beroperasi dengan cerdas. Sebab, sindikat yang menebar konten kebencian dengan motif ekonomi itu cerdik melihat potensi pasar.

“Mereka ini motif ekonomi dalam arti kalau lewat Facebook ada supply dan demand. Kelompok ini bisa melihat pasar. Kelompok ini tergantung pasar, jadi ideologi yang mengendalikan tergantung pasar,” kata Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divisi Humas Polri, Kombes Sulistyo Pudjo, Sabtu (26/8).

Baca juga:  Presiden Jokowi Lantik Gubernur dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta

Pudjo menuturkan, jika dilihat dari sisi teknologi informasi, kelompok Saracen dapat terus hidup karena tiga faktor utama yaitu perkembangan teknologi informasi yang makin besar, psikologi atau kemampuan membaca psikologi massa di media sosial dan kemampuan manajemen mengelola follower secara konstan.

“Yang jelas tidak mungkin ini dilakukan oleh orang yang kecerdasannya rata-rata. Karena faktanya selain bisa membaca dan menentukan pangsa pasar, topik apa yang paling top dan mana yang diakumulasi untuk mendukung sesuai pesanan,” ujar Pudjo.

Baca juga:  Begini, Kronologi Penusukan Polisi oleh Anggota Ormas

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Saracen dalam kasus ini membutuhkan tim analisis. Polisi memastikan akan menyelidiki secara cermat untuk penyidikan secara menyeluruh.

Saracen merupakan kelompok penyedia jasa untuk membuat hate speech atau ujaran kebencian yang bermuatan SARA dan membuat viral di media sosial. Dalam menjalankan aksinya, kelompok ini menetapkan tarif hingga puluhan sampai ratusan juta rupiah. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *