BANYUWANGI, BALIPOST.com – Ada-ada saja Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dalam membuat trik yang unik dan menarik. Salah satunya adalah Festival Orang Kembar yang sudah berlangsung Jumat (25/8) kemarin. Ini merupakan bagian dari rangkaian “Banyuwangi Festival 2017” yang keseluruhannya terdapat 72 festival, yang membawa nama Banyuwangi kian dikenal.
Acaranya sendiri berlangsung seru. Sebanyak 350 orang kembar berada di satu tempat. Jadi satu pemandangan yang tidak biasa. Tidak salah jika Banyuwangi disebut sebagai daerah “Raja Festival”.
Uniknya lagi, peserta berasal dari berbagai kalangan usia. Mulai dari usia 5 bulan hingga 84 tahun. Tak jarang selama acara berlangsung, pasangan kembar yang satu saling melihat keidentikan pasangan lainnya.
Kehebohan semakin terjadi kala peserta diajak untuk berpartisipasi di lomba swafoto, lomba kembar identik, serta jalan sehat bersama. Bagi anak-anak kembar juha dihelat lomba balita sehat.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kegiatan yang baru pertama kali digelar ini menarik peminat yang sangat tinggi. Terbukti dengan keikutsertaan ratusan orang kembar dari berbagai kalangan usia tersebut.
“Selama ini sudah biasa ada festival seni, budaya, atau sport tourism dan religi. Lewat festival ini kami mencoba memberikan warna yang unik dan menarik bagi masyarakat,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas.
Hasilnya memang tidak salah. Festival ini begitu menarik perhatian masyarakat. Mereka tertawa, heran, sekaligus takjub. Bahkan tidak sedikit dari mereka kesulitan dalam melihat perbedaan diantara pasangan kembar. Namun disitulah uniknya.
Ke depan, ujar Anas, festival ini akan dibuat lebih besar dengan melibatkan pasangan kembar dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri untuk bisa turut serta. Sehingga akan jadi potensi pariwisata baru di Banyuwangi.
“Ini baru pertama kali digelar, masih relatif sederhana agendanya. Ke depan bakal lebih variatif isinya,” kata Anas.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi ide kreatif, unik dan tergolong nyleneh itu. Tetapi gagasan segar seperti ini penting untuk membuat Banyuwangi semakin khas dalam menciptakan atrakso.
Menpar Arief mengatakan, penyelenggaraan festival merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mempromosikan satu daerah atau destinasi pariwisata yang ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebuah event, ujar Menpar, memiliki manfaat ganda. Yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat yang pertama adalah memperkenalkan destinasi, dan kedua bisa menjadi ikon untuk mendatangkan wisatawan langsung pada saat event berjalan.
Selanjutnya memacu masyarakat lokal dalam mengembangkan kreatifitas dan secara langsung terlibat dalam kepariwisataan.
“Tidak kalah pentingnya, sebuah event atau festival akan menggairahkan dan membangkitkan kesenian dan kebudayaan lokal yang merupakan modal dasar pembangunan kepariwisataan,” ujar Arief Yahya.
Melalui Festival Orang Kembar ini pun, Arief Yahya yakin nama Banyuwangi akan semakin dikenal di dunia pariwisata. (kmb/balipost)