SINGARAJA, BALIPOST.com – Setelah dikritisi terkait angka kemiskinan di Buleleng tertinggi di Bali, Pemkab Buleleng mengklaim angka kemiskinan di Bali Utara berhasil diturunkan. Berdasarkan data dari 2011 sampai 2015, kemiskinan di daerah ini turun sebesar 32,16 persen.
Data di Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng menyatakan, hasil pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 penduduk miskin di Buleleng 51.384 Rumah Tangga Miskin (RTM). Sementara dari eveluasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan Kementerian Sosial (Kemensos) menyebut penduduk miskin di Bali Utara berdasarkan data penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtra (PSKS) 2014 tercatat 41.929 Keluarga Sangat Miskin (KSM), sehingga terjadi penurunan sebanyak 9.455 KSM.
Memasuki 2015, Dinsos Buleleng melakukan verifikasi dan validasi kemiskinan menyasar 41.929 KSM penerima KPS. Hasilnya, terjadi penurunan penduduk miskin di daerah ini sebanyak 7.069 KSM. Berdasarkan data tersebut selama lima tahun ini kemiskinan di bumi Panji Sakti turun sebesar 16.524 KSM atau secara persentase penurunnya mencapai 32,16 persen.
Di sisi lain, Dinsos mencatat bahwa di luar keluarga miskin penerima program PSKS ditemukan keluarga miskin yang justru tidak tercatat dalam database penduduk miskin 2011 hingga 2014. Penduduk ini juga tidak pernah menerima program perlindungan sosial. Penduduk miskin yang tercecer itu menyebabkan terjadi penambahan penduduk miskin dari 34.860 KSM dan ditambah 14.371 KSM yang tercecer, sehingga situasi ini membuat kemiskinan di Buleleng membengkak hingga mencapai 49.231 KSM dari jumlah penduduk 811.929 jiwa.
Kepala Dinas Sosial (Kadisos) Gede Komang, Senin (28/9) mengatakan, berdasarkan data terbaru itu sudah jelas kemiskinan di daerahnya berhasil ditekan. Penurunan kemiskinan ini sendiri berhasil dilakukan dengan guliran seumlah program kemiskinan yang didanai baik dari APBD Buleleng, APBD Bali, APBN dan bantuan kalangan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Dari sekian banyak program pengentasan kemiskinan itu Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan rehab dan bedah rumah keluarga miskin dan bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) memberikan manfaat dan terbukti berhasil mengangkat penduduk keluar dari garis kemiskinan. “Kalau dibilang membengkak kemiskinan di daerah kita saya kira itu terlalu berlebihan. Ini sudah jelas data menyebut penurunan sudah mencapai 32,16 persen dan mengapa bisa ditekan karena program seperti PKH menyasar 11.407 penduduk miskin, rehab dan bedah rumah termasuk bantuan KUBE menyasar 3.420 penduduk miskin,” katanya.
Sementara itu, terkait temuan data penduduk miskin yang memang belum tercatat, Gede Komang menyatakan pemerintah mulai awal bulan ini sudah melakukan pemutahiran dan pembersihan data kemiskinan. Penduduk yang miskin dan belum tercatat itu akan divalidasi agar bisa tercatat sebagai penduduk miskin dan dijadikan sasaran dalam penaggulangan kemiskinan tahun berikutnya. (Mudiarta/balipost)