JAKARTA, BALIPOST.com – Program wisata gratis walking tour Indonesia Heritage Walk yang dilaunching Minggu (27/8), berlangsung sukses. ASITA, perwakilan ASEAN, akademisi dan wisatawan mancanegara dari Malaysia, Hongkong dan Finlandia, mengaku terkesan dengan paket walking tour gratis di kawasan Kota Tua Jakarta itu.

“Indonesia Heritage Walk ini merupakan Walking Tour yang akan jadikan kawasan kota tua Jakarta ini sebagai  salah satu destinasi unggulan wisata sejarah di Jakarta. Khusus wisman, ini bisa dinikmati secara gratis,” kata Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, saat didampingi Hidayat, Kepala Bidang Penguatan Jejaring Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar, Selasa (29/8).

Hasilnya? Seluruh peserta yang didominasi wisatawan mancanegara itu mengaku happy. Semua terkesima oleh kekayaan heritage Kota Tua Jakarta, sebuah destinasi yang sedang disiapkan menjadi ’10 Bali Baru’ itu.

Program yang digarap keroyokan antara Kementerian Pariwisata berkolaborasi dengan Komunitas lokal Kota tua, SEATGA (South East Asia Tourist Guide Association), PT Bituris Wisata Indonesia, langsung mendapat banyak acungan jempol dari undangan yang hadir. “Banyak pujian yang datang. Itu dikarenakan kawasan Kota Tua Jakarta tidak hanya memiliki keindahan arsitektur bangunan sisa kolonial Belanda saja. Tapi juga menyuguhkan kekayaan sejarah berdirinya kota Batavia sebagai cikal bakal kota Jakarta. Dulunya bahkan menjadi kota perdagangan dunia,” tambah Esthy.

Baca juga:  Belanja Partai Politik Bisa Dongkrak PDB

Dan yang perlu dicatat, walking tour ini merupakan paket wisata tematik. Selama ini, program seperti ini belum pernah digarap secara serius. “Sekarang kita coba create kualitas produk wisatanya. Selain untuk menyambut Asian Games 2018, juga untuk turis asing yang datang ke sini. Jadi walking tour disajikan sepenuhnya dalam bahasa Inggris,” lanjut Esthy diamini Hidayat.

Detailnya juga dijelaskan Hidayat. Bila ada yang berminat, walking tour ini dimulai dengan menonton pertunjukan film di Museum Mandiri.

Film yang ditayangkan berisi perjalanan bangsa Portugis dan Belanda menuju nusantara dalam mencari rempah-rempah. Setelah itu, para peserta Tour kemudian diajak mengelilingi gedung Museum ini yang dahulunya merupakan gedung Nederlandsche Handel Maatschappaij (NHM) sebuah Serikat dagang Belanda setelah runtuhnya VOC.

“Dari situ kita lanjut menyusuri Kalibesar yang saat ini tengah direvitalisasi. Kita tunjukkan peran penting sungai dan kanal ini di zaman Belanda sebagai jalur distribusi pengangkutan barang-barang yang baru diturunkan dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kebetulan saat ini di sepanjang sungai Kalibesar masih banyak gedung-gedung tua yang masih berfungsi sebagai kantor,” ujar Hidayat.

Setelah itu, para peserta diajak untuk menikmati Kopi, salah satu satu kekayaan komoditi asli Indonesia. “Kita ajak menyeduh Kopi di kedai Kopi Aroma Nusantara. Ini upaya mengenalkan sejarah Kopi dari tanah Jawa yang sempat menguasai pasar dunia berabad silam. Dulu sempat dikenal dengan istilah “a cup of Java”.  Di sini para peserta Tour bisa menikmati berbagai jenis kopi mulai dari Aceh Gayo hingga kopi Papua,” paparnya.

Baca juga:  194 Penumpang Korean Air Mendarat Mulus di Lombok

Perjalanan dilanjutkan dengan melihat pertunjukan seni beladiri pencak silat Cakrabuana dan gendang rampak di Taman Fatahillah. Seni Pencak silat merupakan tradisi turun temurun yang masih eksis di kawasan Kota Tua, peserta pun diajak untuk berinteraksi dengan mencoba beberapa jurus dasar silat syahbandar yang merupakan ciri khas silat Sunda Cakrabuana dan juga belajar pukulan gendang rampak.

Rangkaian Tour ini diakhiri dengan demo masak Kuliner khas Betawi, yaitu Sayur Babanci yang menggunakan 21 jenis rempah-rempah Nusantara.

“Ini makanan khas Betawi yang sudah sangat jarang ditemui belakangan ini. Peserta kita ajak untuk terlibat langsung dalam proses memasak Sayur Babanci mulai dari pengenalan bumbu hingga proses memasaknya. Sambil menikmati santap malam peserta dihibur dengan pertunjukan musik khas tempo dulu lewat alunan nada akordeon dan biola. Nuansa tempo dulu akan sangat terasa,” jelasnya.

PIC Kepulauan Seribu dan Kota Tua Dodi Riadi menambahkan, beragam kenangan tadi bisa diviralkan seluruh peserta walking tour. Program wisata gratis ini bahkan bisa dinikmati hingga tiga bulan ke depan.

“Selama tiga bulan, kita beri kesempatan free atau gratis untuk para turis asing untuk menjelajahi heritage kota tua Jakarta. Setelah tiga bulan, baru kita jual paket tour wisata ini kepada wisatawan mancanegara,” ucapnya.

Baca juga:  #ObamaAjaPiknikKeBali Ingin Menikmati Keindahan Alam Ubud 

Menpar Arief Yahya selalu melihat apa yang dilakukan di Negara lain dan sukses. Dia menyebut benchmark, membandingkan dengan cerita sukses dari negara lain dengan tema yang sama, Kota Tua atau Kota Lama. “Singapore, Malaysia, yang dekat dengan kita sudah melakukan revitalisasi,” kata Arief Yahya.

Eropa adalah gudangnya heritage building. Hampir semua kota selalu punya kota kuno yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun, dan dilindung oleh pemerintah. “Kota Tua Jakarta itu punya sejarah panjang. Karena itu, dengan sedikit sentuhan saja, Kota Tua bisa lebih keren,” ungkapnya.

Baginya, langkah yang dilakukan dengan walking tour Indonesia Heritage Walk itu sudah cukup maju. Sekaligus mempromosikan kawasan heritage Kota Tua Jakarta. Destinasi di ibu kota yang cukup dekat dengan market, Jakarta dan 30% wisman masuk melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

“Singapura dan Kuala Lumpur sudah sering meng-create program wisata gratis seperti ini. Hasilnya, destinasi mereka makin ngehits. Kalau ini diterapkan di Kota Tua Jakarta dengan gaya khas Wonderful Indonesia, saya yakin walking tour ini bisa menjadi atraksi menarik yang banyak dikunjungi turis asing layaknya Jakarta Tempoe Doeloe,” kata Menpar Arief Yahya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *