Ilustrasi. (BP/dok)
YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga berharap mahasiswa bisa menjadi ikon dalam upaya Re-Branding koperasi di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa. “Tujuan Re-Branding itu agar generasi muda tahu, paham, dan tertarik berkoperasi. Karena, generasi milenials usia 17-30 tahun yang jumlahnya bisa mencapai 60% dari total penduduk Indonesia, tidak paham dan tidak tertarik akan koperasi”, ungkap Puspayoga saat berdialog dengan para mahasiswa dari Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta, Selasa (29/8).

Dalam perbincangan hangat yang juga dihadiri Deputi Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS, Menkop menyebutkan, mahasiswa yang mampu bicara tentang koperasi itu sesuatu yang langka. “Saya berharap mahasiswa UGM mampu menjadi motor dalam Re-Branding koperasi di kalangan generasi muda”, imbuh Puspayoga.

Menkop mengakui, tidak bisa mengajak mahasiswa dan generasi milenials lainnya untuk mengenal koperasi dengan cara ceramah, seminar, atau pun workshop. “Kami di Kemenkop dan UKM sedang merancang cara yang jitu dan tepat, agar Re-Branding koperasi bisa berhasil. Oleh karena itu juga, saya berharap mahasiswa yang sudah aktif berkoperasi bisa mengajak yang lainnya untuk mengenal dan memahami eksistensi koperasi”, kata Puspayoga lagi.

Baca juga:  Pasien RSUD Klungkung Nekat Tusuk Lehernya dengan Pisau

Hanya saja, lanjut Menkop, langkah awal dari Re-Branding koperasi sudah dimulai dengan menggulirkan program Reformasi Total Koperasi. Dimana nantinya dengan dimunculkannya koperasi-koperasi yang berkualitas akan membukakan mata kalangan generasi milenials akan peran koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional. “Saat ini, tak usah heran bila banyak koperasi sudah memiliki aset ratusan miliar rupiah hingga triliunan rupiah. Termasuk Kopma, bila dikelola dengan baik dan benar, bukan tidak mungkin bisa menjadi besar”, tandas Puspayoga.

Menkop pun menyarankan agar Kopma UGM mengambil satu orang tenaga profesional untuk dijadikan manajer koperasi, sehingga ada yang fokus mengembangkan bisnis koperasi. “Saya ambil contoh Koperasi Srikandi di Purworejo yang kini semakin berkembang setelah dipegang oleh seorang manajer koperasi. Bahkan, mereka sudah dibina Lotte Mart dalam hal manajemen koperasi dan kualitas produknya. Produk Koperasi Srikandi yang berkualitas sudah bisa dijual di Lotte Mart dan dipasarkan juga di Korea”, imbuh Puspayoga.

Baca juga:  Setelah Menag Terkonfirmasi Positif COVID-19, Akses Masuk di Kemenag Diperketat

Menkop juga mengungkapkan bahwa dirinya masih terus memperjuangkan agar koperasi tidak dikenakan pajak negara. Minimal, pembagian SHU bagi anggota koperasi tidak termasuk dalam bagian yang dikenakan pajak. Pasalnya, saat ini, koperasi sudah dikenakan pajak dari mulai sebelum SHU dibagikan (25%) hingga setelah dibagikan (10%). “Banyak negara maju seperti Singapura, justru membebaskan koperasi dari kewajiban membayar pajak. Itu salah satu bentuk dukungan kongkrit pemerintah kepada koperasi. Di kita, hal itu belum terjadi dan masih terus saya perjuangkan”, tegas Puspayoga lagi.

Dalam kesempatan itu, Ketua Kopma UGM Akhmad Faqihuddin mengungkapkan bahwa pihaknya pada 28 Oktober 2017 mendatang akan menyelenggarakan Olimpiade Koperasi Siswa Nasional 2017 di Kampus UGM. Pesertanya dari Koperasi Siswa se-Indonesia. “Materi yang dilombakan diantaranya semua tentang perkoperasian, dari mulai aturan-aturan hukum (UU, Peraturan Menteri), hingga pengenalan koperasi. Kami berharap Menteri Koperasi dan UKM berkenan untuk hadir dan membuka acara olimpiade tersebut”, kata Faqihuddin.

Baca juga:  Bagaikan Darah dalam Tubuh, Bank akan Tetap Beroperasi Selama Perekonomian Berjalan

Dia menambahkan, saat ini Kopma UGM memiliki anggota sebanyak 1064 mahasiswa UGM dari berbagai fakultas. Selain itu, Kopma UGM juga memiliki beberapa unit usaha yang dikelola. Diantaranya, swalayan (minimarket) di kampus UGM, Warparpostel (logistik) kerjasama dengan JNE dan PT Pos dalan jasa pengiriman, konveksi untuk keperluan kampus dan sekolah-sekolah di sekitar kampus UGM, serta kafetaria atau semacam foodcourt di kampus UGM. “Kita juga baru mengembangkan program yang dinamakan Wirausaha Anggota. Dimana Kopma mendorong para mahasiswa anggota Kopma untuk menjadi wirausaha. Di samping itu, Kopma UGM di usianya yang 35 tahun aktif dan rutin mengadakan RAT”, pungkas Faqihuddin. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *