DENPASAR, BALIPOST.com – Tim Satgas Pangan Satuan Reskrim Polresta Denpasar menggerebek distributor beras UD Mekar Sari di Jalan Padma, Penatih, Denpasar Timur, Rabu (30/8). Polisi menangkap pemilik UD Mekar Sari berinisial DW (40) dan menyita 700 karung beras, vacuum cleaner, alat jarit serta pipa besi yang biasa digunakan mengecek kualitas beras.
Modusnya, tersangka DW menyedot isi setiap karung beras 1 kilogram. Sedangkan setiap hari tersangka menjual 7 ton beras tersebut. “Jadi yang dirugikan warung atau toko sembako dan konsumen. Satu karung beras beratnya 25 kilogram diambil satu kilogram, jadi konsumen hanya dapat 24 kilogram dengan harga pasar,” tegas Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo, didampingi Kasat Reskrim Kompol Aris Purwanto saat mengecek gudang tersebut, Kamis (31/8).
Setiap hari, tersangka mendapat kiriman beras dari Banyuwangi, Jawa Timur sebanyak 7 ton. Setibanya di gudang, dua karyawan DW berinisial Yh dan Kt langsung beraksi.
Mereka mengurangi isi karung beras tersebut, lalu dimasukkan ke kantong karung baru dengan merek sama. “Pipa besi itu dimasukkan ke sak beras lalu disedot pakai vacum cleaner sehingga kerjanya cepat. Setelah penuh lalu dijarit rapi,” ujarnya.
Saat diperiksa, tersangka mengaku melakukan kejahatannya itu sejak 2016 dan dia mampu menjual 7 ton beras setiap hari. Dari menyunat isi karung itu, tersangka mampu mengumpulkan 280 kilogram beras.
Padahal dari satu karung beras saja dapat untung 1.750 dan ditambah hasil nyunat dapat Rp 10 ribu per kilogram. “Jadi tersangka dapat untung double. Ini salah satu agen nakal yang kami ungkap. Kalau dihitung-hitung setahun pelaku dapat untung sekitar Rp 1 miliar lebih,” kata mantan Kapolres Gianyar ini.
Menurut Kapolresta ini modus baru yang berhasil diungkapnya. Kasus ini masih dikembangkan dan didalami kemungkinan ada sindikatnya. “Belum ditemukan penimbunan di sini (TKP) dan pengoplosan. Hanya pengurangan isi sak beras dan kasus ini diselidiki selama seminggu,” tandasnya.
Sedangkan menurut warga setempat berinisial Kd, gudang itu memang tertutup. Pintunya terbuka bila ada truk masuk atau keluar. “Kami tidak tahu apa aktivitasnya di dalam sana. Yang kami tahu itu gudang beras dan tepung. Pemilik gudang ini juga punya toko bangunan berada di sebelah timurnya,” tandasnya. (Kerta Negara/balipost)