AMLAPURA, BALIPOST.com – Untuk menumbuhkan budaya membaca di lingkungan anak-anak, diperlukan tempat-tempat yang layak untuk menyimpan bahan-bahan bacaan yang menarik. Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, berencana membangun perpustakaan daerah di setiap kecamatan. Perpustakaan ini nantinya bisa dimanfaatkan siswa atau kalangan umum, di setiap kecamatan untuk mendapatkan bahan bacaan yang diinginkan.
Keinginan ini disampaikan Bupati Mas Sumatri saat membuka kegiatan Safari Gerakan Nasional Membaca di Gedung UKM Center Amlapura, belum lama ini. Dia mengakui, saat ini perpustakaan yang layak dimiliki pemerintah daerah baru ada satu.
Perpustakaan yang dikelola Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, kini sedang giat membangun tren budaya membaca bagi anak-anak, remaja maupun masyarakat umum di Karangasem. “Saya ingin mendukung upaya ini. Saya ingin memperbanyak perpustakaan daerah hingga ke setiap kecamatan. Ini positif untuk generasi muda. Karena dengan membaca kita bisa melihat dunia,” kata Bupati Mas Sumatri.
Namun, seperti apa nanti lebih detail perencanaan ini, belum dijelaskan bupati. Dimana akan dibangun, berapa anggaran yang dihabiskan, bagaimana pengelolaannya nanti, masih direncanakan lebih jauh dengan lembaga terkait.
Terlebih, di tengah situasi seperti sekarang, dimana budaya membaca masyarakat semakin turun, membangun perpustakaan yang efektif untuk menumbuhkan budaya membaca, cukup sulit.
Hasil survei Badan Pusat Statistik pun mencatat bahwa sebanyak 90,27 persen masyarakat Indonesia lebih suka menonton TV ketimbang membaca. Apalagi, ketika zaman terus berkembang menjadi zaman penggunaan medsos, yang membiuas dari anak -anak hingga dewasa.
Untuk menyebarkan virus gemar membaca ini juga ke sekolah, Mas Sumatri juga meminta kepada sekolah agar mencermati undang-undang soal perpustakaan. Mengacu Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, sekolah/madrasah agar mengalokasikan dana paling sedikit 5 persen dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di luar belanja pegawai dan belanja modal, untuk pengembangan Perpustakaan. “Gerakan gemar membaca harus terus tumbuh, terutama dari sekolah. Makanya perpustakaannya harus beres dulu,” katanya.
Perpustakaan menempati posisi yang strategis untuk dapat serta berkontribusi dalam penguatan mentalitas budaya kemandirian, mentalitas budaya gotong royong dan mentalitas budaya pelayanan. Sehingga, perpustakaan harus menyelenggarakan program seperti pelayanan dan budaya baca.
Oleh sebab itu, kehadiran institusi perpustakaan dengan dukungan pustakawan yang kompeten, seyogyanya mampu menyediakan bahan bacaan yang berkualitas, sesuai dengan budaya lokal berciri khas Indonesia. “Nanti perpustakaan ini harus dibuat semenarik mungkin, agar orang mau datang. Demikian juga sekolah harus membuat perpustakaan itu menarik. Sehingga menggugah minat siswa untuk pergi kesana dan membaca buku kesukaannya,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)