GIANYAR, BALIPOST.com – Desa Pakraman Padangtegal, Ubud kini tengah gencar menjalankan program pemilahan sampah organik dan non-organik. Bahkan ribuan pengusaha akomodasi di kawasan desa wisata ini pun dipaksa melaksanakan program tersebut.

“Tidak hanya warga tetapi seluruh pengelola akomodasi yang ada di Desa Pakraman Padangtegal wajib ikut memilah produksi sampahnya sendiri setiap hari,” ucap Bendesa Pakraman Padangtegal I Made Gandra, Jumat (1/9).

Program yang tercantum dalam perarem, sudah berjalan sepanjang tahun ini. Risikonya bila ada yang tidak mematuhi petugas tidak akan mengambil sampah yang bersangkutan baik itu warga ataupun pengusaha akomodasi. “Kalau sampah tidak diambil ini menjadi persoalan bagi mereka, terkait kenyamanan terhadap pengunjung dalam hal ini wisatawan,” katanya.

Baca juga:  TPA Sente Mulai Kewalahan Atasi Masalah Sampah di Klungkung

Upaya mengajak pengusaha akomodasi ini sudah dilakukan sejak lama melalui sejumlah sosialisasi. Mereka juga mendapat pemberitahuan tertulis dari pihak desa untuk mengikuti aturan tersebut. “Pelaksanaan ini juga bersangkutan dengan ketentuan permohonan ijin usaha ke pihak desa, jadi harus dipatuhi demi menjaga kebersihan objek wisata Ubud,” terangnya.

Dikatakan Desa Pakraman Padangtegal sudah memiliki 4 truk sampah. Armada ini pun sudah dibagi, truk khusus mengambil sampah organik dan non-organik. “Sampah organik ini kita olah di rumah kompos, selanjutnya dimanfaatkan untuk pupuk di hutan Monkey Forest Ubud. Sementara yang non-organik kita serahkan kepada PHR untuk daur ulang menjadi plastik,” ucapnya.

Baca juga:  Dosa! Terlalu Lama Pariwisata Eksploitasi dan Lupakan Budaya

Dari gencarnya upaya itu, Desa Pakraman Padangtegal pun mendapat juara I desa sadar lingkungan se-Provinsi Bali, dengan hadiah satu unit mobil pick-up. Hadiah tersebut akan difungsikan untuk menambah armada pengambilan sampah di Desa Pakraman Padangtegal yang memiliki empat banjar ini. “Kita harap prestasi ini bisa meningkatkan semangat warga, setelah melihat pemerintah juga menunjukan kepedulian,” katanya.

Sementara Kadis DLH Gianyar Wayan Kujus Pawitra berharap upaya memilah sampah yang dilakukan Desa Pakraman Padangtegal, Ubud dapat menjadi contoh bagi desa pakraman lain dalam memilah sampah. Sebab sampah merupakan persoalan yang harus ditangani bersama. “Ini harus menular ke desa yang lain supaya ikut serius mengelola sampah,” ucapnya. (Manik Astajaya/balipost)

Baca juga:  Gubernur Koster Berlakukan Kontribusi Wisman untuk Pelindungan Alam dan Budaya
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *