AMLAPURA, BALIPOST.com – Kontingen Karangasem siap berlaga dalam ajang Porprov Bali ke – 13 di Gianyar, 17-23 September nanti. Karangasem menargetkan bisa memperoleh 24 emas dari 23 cabang olahraga (cabor) yang diikuti tahun ini.
Dari 34 cabor yang dipertandingkan, Karangasem hanya mengikuti 23 cabor. Karena cabor lainnya tidak lolos saat proses verifikasi yang ketat di KONI Karangasem. Ketua KONI Karangasem, I Gede Suadi, Minggu (3/9) tadi, mengatakan dari target 24 emas, beberapa cabor yang diandalkan bisa mendulang emas, di antaranya cabang olahraga taekwondo, judo, balap sepeda, dansa dan panahan. “Kontingen Karangasem unggul pada cabor yang bertarung. Kita kuat dalam fisik. Jadi, cabor seperti taekwondo dan judo selalu memperoleh mendali. Tapi kami berharap seluruh atlet bisa tampil maksimal,” kata Suadi, saat ditemui di sela-sela pelepasan atlet kontingen Karangasem di Pura Jagatnatha Karangasem, Minggu (3/9).
Pada ajang dua tahunan Porprov Bali tahun ini, Karangasem mengirim 393 orang ke Gianyar. Dari jumlah itu, terdiri dari sebanyak 262 atlet, 78 panitia, 36 official dan 17 orang manajer. Setelah dilepas, mereka akan segera berangkat ke Gianyar guna mengikuti upacara pembukaan Porprov Bali pada 17 September di Lapangan Stadion Dipta, Gianyar.
Suadi menambahkan, setiap mendali emas yang diraih para atlet akan digelontor bonus sebesar Rp 40 juta. Tapi, dia mengaku angka ini baru angka minimal, karena panitia belum menyepakati total bonus yang akan diberikan. Artinya, nominal bonus nanti bisa lebih besar dari Rp 40 juta.
Dengan motivasi besar berupa bonus ini, seluruh atlet nantinya bisa merangsang atlet tampil maksimal dan terus termotivasi. Pada ajang serupa dua tahun lalu, dengan target 26 emas, Karangasem hanya mampu mendulang 16 emas dan menempati posisi ke tujuh.
Perolehan emas Karangasem waktu itu sama dengan Klungkung, tetapi Karangasem kalah perolehan mendali perak dan perunggu. Sehingga, Karangaaem harus puas di bawah Klungkung. Namun, masih di atas Bangli dan Tabanan. “Bonus yang kami berikan sebenarnya sudah paling besar di Bali, setelah Badung dan Denpasar. Tapi angka Rp 40 juta ini baru angka minimal, kemungkinan nanti bisa bertambah. Kami belum bicarakan itu lebih jauh dengan panitia,” tegasnya.
Persiapan untuk mempersiapkan para atlet kontingen Karangasem ini, sudah dilakukan sejak Desember tahun lalu. Saat itu, KONI Karangasem sudah membuka diri bagi seluruh cabor yang ada di Karangasem, sebanyak 30 cabor, untuk ikut berpartisipasi pada ajang ini.
Awal Maret cabor-cabor sudah mulai mendaftar dan dilakukan verifikasi. Proses verifikasi dilakukan cukup ketat. Bagi cabor yang tidak punya prestasi dua tahun terakhir, dan tidak punya potensi untuk memperoleh mendali, maka cabor itu akan gugur saat proses verifikasi.
April lalu, pihaknya sudah melakukan tes fisik bekerja sama dengan Undiksha Singaraja. Sehingga pada Mei lalu, sudah ada keputusan atlet yang akan diberangkatkan. “Saat itu ada sekitar 400 atlet yang mendaftar. Setelah di tes, hasilnya menyusut seperti sekarang. Berarti inilah atlet-atlet kami yang berpeluang memperoleh mendali,” katanya.
Setelah itu, baru dilakukan TC (Training Center) atau pemusatan latihan, yang dimonitor langsung oleh tim monitoring untuk melihat perkembangannya. Kalau tidak ada perkembangan, maka cabornya akan diminta untuk menggenjot secara khusus. “Dengan persiapan sekarang, kami optimis bisa bercokol paling tidak di peringkat ke enam,” tegasnya.
Bagaimana dengan 11 cabor yang belum lolos verifikasi, apa langkah KONI Karangasem untuk memberdayakan cabor ini? Suadi menegaskan pihaknya akan mendorong cabor yang punya potensi untuk berkembang.
Caranya, tentu menjalin komunikasi lebih dulu, kendala apa yang dialami, apakah pada pengurusnya, atletnya atau metode pelatihannya. Sebab, dia meyakini Karangasem sebenarnya memiliki potensi seluruh cabor yang dipertandingkan.
Meski demikian, pihaknya juga meminta dukungan anggaran dan fasilitas yang lebih memadai. Dari total anggaran KONI Karangasem tahun ini sebesar Rp 7,6 miliar, hanya sebanyak Rp 6,5 miliar untuk ajang Porprov Bali tahun ini. “Anggaran Porprov Bali kita paling kecil di Karangasem. Klungkung saja anggarannya sudah Rp 9 miliar,” katanya.
Asisten III I Wayan Purna saat melepas kontingen Karangasem, menegaskan agar ajang Porprov Bali tahun ini, Karangasem bisa memperbaiki peringkat. Dia meminta antara pemerintah daerah, KONI Karangasem dan atlet serta pelatih dapat bekerja sama dengan baik.
Sehingga, kontingen Karangasem nanti bisa tampil maksimal. “Lebih baik miskin atlet, kaya mendali. Dari pada kaya atlet, mendalinya nihil. Tetapi, kami sangat berharap induk organisasi masing-masing atlet untuk tidak berhenti melakukan pembinaan atlet, agar terus lahir atlet berprestasi,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)