JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan meski angka kecelakaan lalu lintas menurun, namun kecelakaan tetap menjadi keprihatinan kita bersama. “Dari hasil yg kami peroleh, angka kecelakaan menurun. Walaupun demikian saya atas nama kementerian tetap prihatin dan berusaha meningkatkan apa yg sudah dilakukan,” ujar Menhub usai melakukan pemantauan arus liburan panjang Idul Adha di sejumlah bandara, stasiun dan pelabuhan melalui teleconference di Command Center Kementerian Perhubungan Jakarta, Minggu (3/8).
Melalui hasil pantauan, Menhub menjelaskan Cikarang Utama (Cikarut) masih menjadi perhatian secara khusus karena berpotensi adanya lonjakan kendaraan dari arah timur. “Sudah disiapkan beberapa skenario di Cikarut yaitu contraflow, menyediakan 31 gerbang tol, menyediakan alternatif lalu lintas apabila kepadatan terjadi pada jam-jam malam,” ujar Menhub.
Menhub juga meminta PT. Angkasa Pura I untuk siap menghadapi lonjakan penumpang khususnya yang terjadi pada malam hari dan melayani penumpang dengan baik. “Biasanya terjadi lonjakan penerbangan pada malam hari. Oleh karenanya saya minta pada teman-teman di Bandara Soekarno Hatta untuk memperhatikan penumpang yang baru datang dari daerah terlayani baik dari bagasi maupun taksi,” ujar Menhub.
Selain itu, Menhub juga berpesan kepada kantor Distrik Navigasi (Disnav) untuk tetap melakukan pengawasan meskipun kapal-kapal dalam perjalanan kapal-kapal dalam kondisi normal. Sesuai instruksi Menhub dalam teleconference tersebut, Menhub menekankan dua hal yaitu pertama adanya piket dan kedua untuk melakukan pemantauan.
“Saya mendorong tim yang di daerah untuk melakukan piket dan mengerjakan dengan sepenuh hati. Yg kedua kita juga akan memantau karena pantauan itu akan memberikan suatu kesiapan apabila disuatu tempat terjadi peningkatan arus lalu lintas,” jelas Menhub.
Penyebab Utama
Dalam kesempatan tersebut, Menhub juga menyampaikan bahwa motor menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas. “Berkaitan dengan kecelakaan, tetap saja yang menjadi concern kita adalah motor sebagai kontributor kecelakaan. Oleh karenanya kita akan mencarikan suatu jalan yang lebih pas bagaimana motor sebaiknya tidak digunakan untuk perjalanan jarak jauh,” ujar Menhub.
Untuk itu Menhub mengatakan diperlukan alternatif angkutan umum yang lebih banyak sehingga zero accident dapat terwujud. Lebih lanjut Menhub menjelaskan bahwa pihaknya akan berdiskusi dengan beberapa pihak untuk mengedukasi masyarakat bahwa menggunakan motor untuk perjalanan jarak jauh bukan pilihan terbaik.
“Kita akan berdiskusi dengan Ditjen Perhubungan Darat, Pemprov DKI Jakarta, Polri sehingga tidak mengecewakan pengguna kendaraan bermotor. Konsekuensinya memang harus ada satu angkutan massal yang lebih baik sehingga mereka punya substitusi, jadi sekalipun mereka tidak menggunakan motor, mereka bisa menggunakan angkutan massal,” tutup Menhub. (Nikson/balipost)