NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga di sekitar pabrik di Dusun Air Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara mengeluhkan air sumur yang kering. Mereka menduga air dari tanah itu terdampak dan tercemar dari aktivitas pabrik. Selain menyusut, air yang ada di dasar sumur juga keruh dan berbau.
Beberapa warga kepada wartawan Selasa (5/9) mengaku kondisi ini sudah mereka alami sejak setahun terakhir. Salah seorang warga, Aisyah, mengaku air sumur di rumahnya kini sudah keruh dan berbau. Ketika digunakan untuk mandi misalnya, berdampak pada kulit hingga gatal-gatal. Diduga air sumur menjadi keruh dan berbau dampak dari limbah pabrik di desa setempat. Warga sempat mengeluhkan hal tersebut ke pihak pabrik, lantas diberikan air bersih. Tetapi menurutnya itu tidak setiap hari, sehingga warga harus membeli air gallon untuk keperluan air bersih.
Kondisi serupa juga terjadi di sumur milik Hasan Maruf. Air yang diambil dari sumur berbau kurang sedap. Selain itu juga tidak lagi bening seperti semula, melainkan menghitam. Warga pun enggan menggunakan air sumur tersebut karena tak layak pakai.
Kepala Desa Banyubiru, Masturi dikonfirmasi membenarkan adanya keluhan warga terkait air sumur yang keruh dan berbau. Warga menduga penyebabnya dari limbah pabrik sekitar. Tetapi pihak desa akan mengecek terlebih dahulu. Apabila memang benar, maka akan melakukan pemanggilan dan mediasi pengelola dengan warga. “Segera kami tindaklanjuti keluhan masyarakat ini. Kita akan lakukan peninjauan dan pemanggilan. Jika teguran kami tidak diindahkan, kami akan lakukan tindakan lebih tegas” terangnya.
Sementara dari informasi warga, di dalam areal pabrik itu juga terdapat sumur bor yang digunakan untuk keperluan pabrik. Mereka khawatir air tersedot untuk keperluan tersebut. Belum diketahui apakah sudah berizin atau tidak. Warga berharap agar permasalahan mereka bisa ditindaklanjuti apalagi saat ini sudah mulai masuk musim kering (surya dharma/balipost)