BANDAR LAMPUNG, BALIPOST.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Nur Syam menegaskan kementerian agama sangat menyadari pendidikan merupakan kunci sukses pengembangan masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, pembagian porsi anggaran pendidikan agama ke depan akan dialokasikan jauh lebih besar dibanding pengembangan fungsi keagamaan.
Penegasan disampaikan Nur Syam terkait rencana strategis (renstra) Kementerian Agama dalam meningkatkan kegiatan-kegiatan pendidikan keagamaan, termasuk keagamaan Hindu. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan keagamaan seperti Lomba Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Hindu yang berskala nasional akan lebih diintensifkan lagi. “Melalui kegiatan pendidikan seperti Temu Karya Ilmiah Agama Hindu ini, diharapkan sebagai media tepat dan positif yang dapat memacu semangat para dosen dan mahasiswa,” kata Nur Syam saat menghadiri pembukaan Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Tingkat Nasional VI Tahun 2017 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Selasa (5/9).
Nur Syam hadir mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang masih berada di Arab Saudi selaku Amirul Haj pemerintah RI. Selain Nur Syam, pembukaan Temu Karya Ilmiah Hindu juga dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Sutono, Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, para rektor perguruan tinggi agama Hindu, perwakilan PHDI serta tamu undangan lainnya.
Menurut Nur Syam, banyak sisi positif dari kegiatan temu karya ilmiah berskala nasional seperti ini. “Melalui lomba Karya Ilmiah, pemerintah berharap para dosen dan mahasiswa dapat menjadi bagian sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional, dan bisa diwujudkan dalam penerapan nilai-nilai agama Hindu. Selain itu, juga menjadi pupuk persatuan,” imbuhnya.
Pendidikan diakuinya memegang peran penting maju mundurnya suatu masyarakat dan bangsa, oleh karenanya program-program kompetisi seperti lomba karya ilmiah menjadi sangat penting. “Acara kompetisi antar mahasiswa seperti ini sangat bermanfaat tidak hanya bagi dosen, mahasiswa tapi juga penguatan kelembagaan perguruan tinggi Hindu,” kata Nur Syam.
Bagi kementeriannya sendiri, dari Lomba Karya Ilmiah ini bisa hasilkan konsep dan teori yang berkaitan dengan pengembangan agama Hindu. Selain itu, hasil dari karya ilmiah bisa memberi masukan dan solusi Kemenag dalam hal ini Bimas Hindu untuk membantu pemerintah dalam menata dan mengelola perumusan arah kebijakan di masa datang. “Dari hasil karya ilmiah ini, hasil-hasil penelitian dan karya-karya ilmiah yang dihasilkan para mahasiswa Hindu kami jadikan untuk kegiatan bernegara. Selain itu juga, untuk karya-karya non akademis bisa digunakan bagi pengembangan seni dan budaya yang dibutuhkan bangsa ini,” kata Nur Syam.
Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kemenag Ida Bagus Gde Subawa selaku Ketua Panitia Penyelenggara meyakini Lomba Karya Ilmiah, bisa mewujudkan daya saing para mahasiswa perguruan tinggi Hindu yang tersebar di seluruh Indonesia. “Sesuai dengan tujuannya, kegiatan Lomba Karya Ilmiah ini untuk meningkatkan keterampilan akademik dan keterampilan non akademik perguruan tinggi serta meningkatkan kerjasama kualitas pelaksanaan Tri Dharma dan kualitas atmosfir akademik di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Hindu,” kata Subawa.
Lomba diikuti sebanyak 550 peserta dari dosen dan mahasiswa perguruan tinggi Hindu se Indonesia. Selain itu juga melibatkan 42 orang juri, 57 orang panitia dan 10 orang peninjau.
Sebanyak 11 dari 12 perguruan tinggi Hindu mengikuti kompetisi karya ilmiah yang mempertandingkan 14 jenis lomba yaitu Lomba Lomba Presentasi Penulisan Proposal Penelitian, Lomba Presentasi Hasil Penelitian, Lomba Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah, Lomba Resensi Buku, Lomba Rancangan Penulisan Buku.
Lalu, juga dilombakan Lomba Yoga Asanas, Dharmawacana Bahasa Indonesia, Cipta Tari Kreasi Keagamaan Hindu, Cipta Lagu Keagamaan Hindu, Apresiasi Sloka, Apresiasi Palawakya, Lomba Mengajar (Micro Teaching), Cipta Sastra Yantra dan yang terakhir adalah Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris. Selain berbagai jenis lomba diatas juga akan diselenggarakan Parade atau pawai, Sarasehan, Pameran, Tirta Yatra, Launching dan Bedah Buku, Olah Raga, dan eksibisi seni.
11 perguruan tinggi yang mengikuti kompetisi ini yaitu Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang Palangka Raya, STAH Dharma Nusantara Jakarta, STAH Santika Dharma Malang, STAH Dharma Sentana Palu, Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten, STAH Lampung, STKIP Agama Hindu Singaraja, STKIP Agama Hindu Amlapura Karangasem dan Universitas Hindu (UNHI) Denpasar. (Hardianto/balipost)